BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Penjabat Gubernur Aceh Tarmizi A. Karim kembali menekankan kepada semua kandidat, aparatur pemerintahan, dan aparat keamanan, untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat dalam menentukan calon pemimpinnya sesuai nurani dan terbebas dari paksaan, intimidasi, dan tekanan. Sebab, hanya pemimpin yang bisa memberikan rasa nyaman yang akan memenangkan pertarungan pada pemilihan April nanti.
Pesan ini berkali-kali disampaikan Tarmizi Karim dalam pelbagai kesempatan yang ia hadiri terkait dengan proses pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Provinsi Aceh. Terakhir, ia menyampaikannya di depan calon gubernur dan wakil gubernur yang menghadiri jamuan sarapan dan ngopi bareng satu meja di Meuligoe Aceh, Ahad pagi.
Menurut Tarmizi, pilkada yang aman dan damai tak hanya dilihat dari keamanan dan kelancaran dalam proses pelaksanaan secara fisik semata. “Sebuah pemilukada yang baik bukan hanya secure secara fisik, tapi yang lebih penting adalah yang tidak merusak batin rakyat. Mereka tidak takut datang ke TPS dan menentukan pilihannya,” kata Tarmizi.
Tarmizi Karim ditunjung Presiden Yudhoyono sebagai penjabat gubernur untuk memfasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Aceh. Pemilihan Aceh sempat tertunda empat kali akibat adanya kekisruhan politik tingkat tinggi di kalangan elite politik daerah ini. Salah satu mandatnya, Tarmizi diminta untuk menyelenggarakan pilkada yang bebas dari intimidasi, jujur, adil.
Bekas bupati Aceh Utara itu menyebutkan bahwa perhelatan pilkada Aceh tidak boleh menyebabkan rakyat tertekan dalam menentukan pemimpin yang sesuai dengan nuraninya. Untuk itu, ia meminta semua kandidat –dan juga tim pemenangan– untuk menghormati hak rakyat dalam pilkada ini.
“Bagaimana kita katakan ini pesta rakyat, kalau rakyat datang ke TPS saja dengan penuh tekanan dan intimidasi,” ujar Tarmizi yang juga bekas Penjabat Gubernur Kalimantan Timur. “Tekad kita, bebaskan perasaan masyarakat untuk memilih dengan nurani agar Aceh lebih baik di masa mendatang.”
Tarmizi bercerita, ia pernah ditanyai seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri tentang prediksi siapa yang bakal memenangkan pertarungan pilkada Aceh. “Saya menjawab, yang menang adalah mereka yang mampu menyuguhkan kepada rakyat bahwa rakyat akan tenang dan nyaman (baik saat memilih maupun) ketika ia terpilih,” kata dia. “Pemimpin yang mampu memberikan harapan kepada rakyat. Harapan itu adalah kesenangan batin.” []