BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Wakil Ketua Komisi III DPR-RI M. Nasir Djamil meminta pers di Aceh tidak kebablasan dalam menikmati kebebasan pers. Pers diminta tetap berpegang pada etika jurnalistik dan bersikap netral dalam setiap pemberitaan.
Nasir Djamil mengaku gundah dengan sejumlah pemberitaan di media yang dinilainya telah melenceng dari aturan yang ada. Misalnya, ia mencontohkan sebuah media online yang memelintir pernyataannya.
“Sekarang ini kebebasan pers atau kebablasan pers?” tanya Nasir Djamil dalam diskusi memperingati World Press Freedom Day di Banda Aceh, Kamis (3/5). “Jangan sampai kebebasan pers itu menjadi kebablasan pers.”
Menurut Nasir, pers harus menjadi fungsi kontrol sosial dan mendidik masyarakat. Makanya, dalam diskusi lebih dua jam itu, Nasir berulangkali perlunya media literacy (melek media) untuk menciptakan masyarakat pembaca yang cerdas dan kritis terhadap semua pemberitaan media.
Nasir juga menilai bahwa ancaman terhadap kemerdekaan pers bukanlah berasal dari aparat keamanan (TNI dan Polri), pemerintah, politikus. Yang menjadi ancaman dewasa ini adalah massa (komunal).
“Menurut saya ancaman kebebasan pers sekarang adalah masyarakat, karena kalau polisi dan TNI tidak mungkin karena mereka mempunyai pimpinan yang bisa mengatur,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Aceh terpilih, Zaini Abdullah, mengharapkan media bersikap netral dan independen dalam setiap pemberitaannya. Jika media bersikap parsial, maka sama saja dengan menggali kuburnya sendiri. []