BIREUEN | ACEHKITA.COM — Seribuan massa yang bernaung di bawah bendera Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pedulj Aceh (AMPA) berunjukrasa di depan kantor Bupati Bireuen, Kamis (3/11). Namun massa tidak berhasil menemui Bupati Nurdin Abdurrahman.
Massa yang datang dari sejumlah kecamatan di Bireuen menuntut agar Pemerintah Kabupaten Bireuen menyerukan penundan pemilihan kepala daerah. Namun, upaya mereka meminta Bupati Nurdin membubuhkan tandatangan di sikap yang meminta penundaan pilkada tidak kesampaian. Sebagai gantinya, Sekretaris Daerah Bireuen Razuardi Ibrahim yang menekennya.
Pada mulanya, massa yang hendak masuk ke halaman kantor bupati dihadang oleh puluhan aparat kepolisian di pintu gerbang, sehingga massa tertahan di luar pagar. Kordinator aksi mencoba menjelaskan kepada aparat polisi, bahwa mereka melakukan aksi damai, namun polisi tetap menolak keinginan mereka.
Lalu sejumlah pimpinan aksi pengunjuk rasa melakukan orasi di atas sebuah truk yang sudah dilengkapi dengan sebuah sound system. Sekda Bireuen Razuardi Ibrahim menemui massa.
Dalam orasinya, mereka menyuarakan penyelamatan MoU Helsinki dan UUPA, serta menuntut penundaan Pilkada.
Kordinator aksi, Mursalin Abdullah kepada wartawan mengatakan, tujuan AMPA menggelar aksi, sebagai bentuk tanggung jawab mereka untuk menyelamatkan MoU Helsinki dan UU-PA sebagai resolusi konflik Aceh dan tidak menyulut perlawanan yang mengarah ke anarkisme.
“Kami rakyat Aceh akan melawan setiap bentuk yang berupaya menghancurkan perdamaian di Aceh,” ujar Koordinator Umum AMPA, Mursalin Abdullah.
Aksi yang dikawal ketat aparat kepolisian itu hingga bubar sekitar pukul 12.45, berlangsung dengan tertib. Sebelum membubarkan diri, massa berhasil membujuk Sekda membubuhi tandatangan menuntut penundaan pilkada. Sekda juga membubuhi stempel di atas tandatangannya. []