Friday, April 19, 2024
spot_img

Pengakuan Bocah Korban Tsunami yang Kembali ke Orangtua

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Wati, 15 tahun, terpisah dari orangtuanya selama tujuh tahun setelah tsunami menghumbalang Aceh. Selamat dari amuk tsunami di Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Wati diajak seseorang ke Banda Aceh. Sialnya, di Banda Aceh Wati bukannya menjadi anak asuh, tapi ia dijadikan pengemis.

“Lon diyue mita seureukah le mak angkat (Saya disuruh cari uang sama ibu angkat),” kata Wati ketika berbincang-bincang dengan acehkita.com, Jumat (23/12).

Selama di Banda Aceh, Wati tinggal bersama orangtua angkatnya di kawasan Kajhu. Wati mengaku harus mengemis uang pada para pengguna jalan. Kadang-kadang, ia mangkal di bundaran Simpang Lima.

“Saya harus cari uang sampai jam satu malam,” ujar Wati. Nada bicaranya lemah.

Wati acap menerima siksaan dan pukulan, jika tak mau menjadi pengemis. “Saya teringat ayah dan ibu kalau dipukul,” ujarnya.

Yusniar, ibu Wati, mengatakan bahwa anaknya sering mengalami kekerasan. Di pinggangnya terlihat lebam. Wati bahkan mengeluhkan sakit di bagian pinggang.

“Saya sedih anak saya diperlakukan kasar,” kata Yusniar. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU