BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Aksi penertiban sapi liar di Kota Banda Aceh oleh Satuan Polisi Pamong Praja yang dibantu TNI dan Polisi, berlangsung ricuh, Rabu. Kericuhan berawal saat Mukhtar, warga Ulee Bata, Kecamatan Meuraxa, marah karena sapinya ditembak. Ia kemudian mengejar Kepala Satpol PP Banda Aceh, Iskandar, yang berada di mobil.
Mukhtar juga sempat memukul kaca mobil dengan parang saat mobil Iskandar meninggalkan lokasi penertiban. Belum puas dengan aksi itu, anggota tuha peut Desa Ulee Bata itu kemudian naik ke truk petugas yang mengangkut sapinya yang mati ditembak untuk menghalangi petugas.
“Jangan bawa dulu tolong jelaskan kenapa sapi saya ditembak. Karena tadi sapi ini terikat dan tidak masuk kota,” tanya Muktar kepada petugas sambil menggenggam parang di tangannya. Tapi beruntung aksi tersebut berhasil diredam petugas meski Mukhtar tidak menerima sapinya dikembalikan dan membiarkan dibawa petugas.
“Saya dukung penertiban tapi jangan sampai di kampung pun sapi mereka tembak,” ungkap Mukhtar kepada wartawan. “Meuraxa ini kan pinggir kota.”
Sementara Iskandar, kepala Satpol PP, mengaku pihaknya selektif dalam memilih target ternak yang disasar. “Ini memang sapinya tadi dilepas dan Meuraxa masih wilayah kota,” kata Iskandar.
Rabu petang, usai menertibkan ternak liar di Meuraxa dengan menembak satu sapi, tim penertiban menuju kawasan Darussalam. Namun di sana petugas tidak mengeksekusi satu ternak pun karena pemilik telah mengandangkan seluruh sapinya setelah aksi penembakan sebelumnya.
“Memasuki hari ketiga sudah agak berkurang sapi yang berkeliaran di kota. Sudah delapan sapi yang kita tertibkan dan seluruh daging telah diambil pemiliknya,” aku Iskandar. []