BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Satuan tim terpadu yang terdiri atas Dinas Pasar dan Satuan Polisi Pamong Praja, aparat TNI/Polri menggusur puluhan pedagang kaki lima yang selama ini menggelar lapak di badan Jalan Kartini Peunayong, Banda Aceh, Kamis (6/2/2014) pagi. Mereka dipindahkan ke pasar permanen yang berada di kawasan tersebut atau sejumlah pasar tradisional di Banda Aceh.
Pantauan acehkita.com, pemindahan pedagang kaki lima dari badan jalan berlangsung lancar. Para petugas terlihat menyita belasan lapak yang masih menggelar dagangan di badan jalan. Menjelang siang, badan Jalan Kartini yang biasanya dijubeli para pedagang kaki lima kini terlihat lengang. Para pedagang telah pindah ke Pasar Buah dan Sayur yang dibangun CHF di kawasan jalan tersebut.
Pemko Banda Aceh menempatkan pos penjagaan Satpol PP di kawasan tersebut untuk menjaga agar badan jalan di kawasan tersebut tak lagi dipenuhi para pedagang kaki lima.
Asmiati, pedagang ikan asin, menyebutkan, pihaknya sudah pernah mendapat surat pemberitahuan dari Pemko Banda Aceh. Namun, masih ada saja pedagang yang menggelar lapak di jalan. Hal ini disebabkan warga lebih memilih membeli sayur atau kebutuhan lainnya dari pedagang di badan jalan dan enggan masuk ke pasar.
“Kalau jualan di dalam pasar tidak banyak laku,” kata Asmiati. Ia telah memindahkan lapak ikan asinnya ke dalam pasar. “Kalau semua pedagang mau masuk ke pasar, nanti pembeli juga dengan sendirinya akan masuk ke dalam pasar.”
Badan Layanan Umum Daerah yang selama ini mengelola pasar di Banda Aceh mengimbau agar pedagang mau berjualan di pasar yang telah disediakan. Selain Pasar Buah dan Sayur Peunayong, Pemko Banda Aceh telah merenovasi dan membangun sejumlah pasar seperti di Gampong Ateuk, Batoh New Town, dan Gampong Baro.
“Kita sudah punya pasar, jangan menjual dagangan di depan toko orang, karena sangat merugikan yang punya toko, mengganggu tempat parkir,” kata Kepala BLUD Banda Aceh Mirfata.
Di Pasar Buah dan Sayur Peunayong terdapat 215 pedagang dan 50 pedagang musiman. []