Friday, March 29, 2024
spot_img

Pascagempa, Nama Kampung Bah Diganti dengan Mahabbah

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM– Kampung Bah Kecamatan Ketol merupakan salah satu kampung yang mengalami kerusakan parah akibat gempa yang melanda Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah pada 2 Juli 2013 lalu.

Hampir seluruh rumah di kampung tersebut hancur. Selain itu sebanyak lima orang meninggal dunia, dan 127 dari 146 Kepala Keluarganya mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Pascagempa itu, masyakarat kemudian mengusulkan agar kampungnya direlokasi. “Melihat dampak yang dirasakan akibat gempa, masyarakat setuju direlokasi,” kata Kepala Kampung Bah, Selamatsyah, selasa (23/7) dihadapan Bupati Aceh Tengah, Ir. Nasaruddin, MM.

Bupati mengungjungi kampung Bah didampingi Dandim 0106 Aceh Tengah, Letkol Inf. Lalu Habiburrahim, Kapolres Aceh Tengah, AKBP Artanto, Sik, Kajari Takengon, Roch Adi Wibowo, SH, MH, dan Ketua MPU Aceh Tengah, Drs. Tgk. Ali Djadun.

Kedatangan Bupati beserta beberapa unsur pimpinan daerah setempat untuk melihat kondisi terakhir masyarakat serta menyerap aspirasi usulan warga untuk relokasi permukiman ke tempat yang baru.

“Sebenarnya apa arti Bah?” tanya Ketua MPU Ali Djadun. Beberapa warga lalu memberi jawaban baragam, ada yang mengatakan luapan air besar dan lainnya.

“Bagaimana kalau diganti dengan Mahabbah, yang artinya saling mencintai,” ujar Ali Djadun dan tampak disepakati oleh warga.

“Oke, mulai saat ini kita ganti nama Bah dengan Mahabbah, semoga membawa berkah,” kata Bupati Nasaruddin, sekaligus meminta warga menunjukkan tempat relokasi yang disepakati bersama.

Setelah itu, warga kemudian membawa rombongan bupati menuju kawasan seluas lima hektar berjarak 1,5 kilometer dari Kampung Bah saat ini. Lokasi tersebut dinilai warga layak untuk di huni, dan setelah melihatnya langsung, bupati serta beberapa unsur pimpinan daerah yang hadir juga setuju dengan lokasi yang diusulkan warga.

“Kalau sudah sepakat di sini, nanti tolong ditata dari awal,” ujar Kajari Adi Wibowo yang menginginkan penataan yang lebih rapi setelah direlokasi, misalnya letak masjid, jalan dan perumahan.

“Betul, lokasi mesjid harus ditengah permukiman, biar semua warga dekat bila ingin beribadah,” demikian timpal Nasaruddin.

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU