BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Panitia Pengawas Pemilihan Aceh berjanji akan menurunkan tim ke Aceh Timur untuk menginvestigasi kasus pemukulan yang menimpa anggota Panitia Pemungutan Suara.
“Kami akan menginvestigasi kejadian ini,” kata Ketua Divisi Sosialisasi dan Humas Panwaslih Aceh Irhamsyah dalam konferensi pers di Media Center KIP Aceh, Rabu. Komisi Independen Pemilihan juga akan turun menyelidiki kasus ini pada awal September.
Seperti diketahui, anggota PPS Desa Tanoh Anoe, Mustafa Abdullah, dibogem oleh seorang anggota tim sukses bakal calon bupati Ridwan Abubakar di kantor camat Idi Rayeuk, Aceh Timur, Selasa.
Pemukulan itu disesalkan semua kalangan, karena berpotensi menurunkan semangat para anggota PPS dalam menjalankan tugasnya. Saat ini, anggota PPS tengah melakukan verifikasi faktual dukungan KTP calon perseorangan.
Pelaku memukul karena menuding Mustafa Abdullah tidak netral dalam menjalankan tugasnya. Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi meminta semua kalangan untuk mengedepankan jalur hukum jika menemukan indikasi penyelengggara pemilihan bersikap tidak netral.
“Jangan main hakim sendiri. Selesaikan melalui mekanisme dan jalur hukum,” ujar Ridwan.
Hal serupa dikemukakan Panwaslih dan Badan Pengawas Pemilu Aceh. “Negara kita berlandaskan hukum. Mari kita gunakan saluran itu,” kata Ketua Bawaslu Aceh Muklir. “Masyarakat juga harus mengawasi pelanggaran pilkada.”
Pemukulan itu, sebut Komisioner KIP Aceh Robby Syah Putra, seharusnya tidak perlu terjadi. Sebab, KIP Aceh sudah menyediakan formulir pernyataan yang harus ditandatangani warga yang fotokopi KTP-nya dipakai sebagai dukungan oleh calon perseorangan.
“Kalau merasa tidak memberikan dukungan, tinggal tandatangani formulir itu dan menyatakan tidak mendukung. Kalau mau komplain kenapa KTP-nya ada (di dukungan calon), komplain ke bakal calon,” ujar Robby.
Kasus pemukulan yang menimpa Mustafa Abdullah saat ini sudah ditangani oleh Kepolisian Resort Aceh Timur. []
