BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Badan Pusat Statistik Aceh merekomendasikan kepada pemerintah untuk memberikan perhatian lebih kepada sektor pertanian. Sebab, data November 2012 menunjukkan nilai tukar petani di daerah ini terus menurun. Nilai tukar ini berpengaruh terhadap kesejahteraan petani yang menggantungkan hidupnya pada produk pertanian mereka.
“Pemerintah harus lebih memperhatikan sektor ini dengan menjamin harga produk pertanian agar harga yang diterima petani meningkat,” kata Kepala BPS Aceh Syech Suhaimi di Banda Aceh, Senin (3/12/2012).
Menurut Suhaimi, nilai jual produk pertanian di Aceh sepanjang 2012 tidak mengembirakan. Indeks nilai tukar petani pada Februari mencapai 105,08 yang terus menurun menjadi 104,02 pada Juni. Meski sempat naik sedikit saja pada Juli, angka ini kembali anjlok dua bulan selanjutnya menjadi 103,56. Angka ini terus menurun pada November.
Penurunan nilai tukar terjadi pada subsektor holtikultura, perkebunan rakyat, dan peternakan. Sedangkan subsektor tanaman pangan dan perikanan sedikit mengalami kenaikan.
Suhaimi menyebutkan, harga jual produk pertanian sepanjang 2012 ini belumlah mengembirakan. Untuk itu, ia berharap pemerintah Aceh membuka akses pasar bagi para petani untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
“Perlu adanya jaminan harga terhadap produk-produk pertanian,” kata dia. []