BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Ratusan nelayan terpaksa tidak melaut akibat angin kencang dan gelombang tinggi di Pidie. Selain merawat jaring, nelayan ramai yang menjadi tukang ojek. Para pemilik kapal tidak berani melaut, takut terseret arus ke laut lepas.
Ridwan, Panglima Laot Pidie, menjelaskan kondisi ini sering terjadi saban tahun di bulan Juli hingga Agustus, disusul November hingga Januari tahun depan. Nelayan yang nekat hanya berani melaut sekitar empat hingga lima mil dari garis pantai.
”Hanya sebatas petang saja, lalu mereka kembali. Sebagiannya pulang dengan tangan hampa,” jelas Ridwan, Rabu (15/7).
Kondisi demikian membuat persedian ikan mulai berkurang. Namun persedian ikan ditutup tangkapan petani tambak seperti mujahir, bandeng serta udang. Sejumlah pedagang ikan terpaksa menaikkan harga
M. Daud, salah seorang pedagang ikan mengaku menjual bandeng dari Rp 15.000/kilogram, kini terpaksa dijual Rp 22.000 / Kg. ”Terpaksa kita mejual lebih mahal karena ikan kini sedang langka. Terutama ikan tangkapan nelayan,” ungkap dia.[]