BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf menyentil sejumlah kader dan elite yang telah keluar dari partai yang dipimpinnya. Menurut Muzakir, kader yang keluar dari Partai Aceh karena ambisius.
Sentilan itu disampaikan Muzakir Manaf dalam pembuka orasi politik di depan seribuan lebih pendukungnya yang memadati panggung utama Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh, Sabtu. Di sini, Partai Aceh mendeklarasikan sekaligus memperkenalkan calon kepala daerah yang diusung untuk pemilihan kepala daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Selain pasangan calon gubernur, Partai Aceh mengusung calon bupati dan walikota di 20 daerah.
Muzakir Manaf menyebutkan, saat ini Partai Aceh diterpa isu telah ditinggalkan kader dan pendirinya serta menjadi partai kecil. Menurut Muzakir, isu itu tidak benar dan Partai Aceh tetap solid.
“Beberapa orang sudah keluar, tapi dua ribu orang lainnya akan datang,” ujar Muzakir disambut riuh pendukungnya.
Sejumlah elite menyatakan keluar dari keanggotaan partai bentukan pentolan Gerakan Aceh Merdeka itu. Sebut saja misalnya Zaini Abdullah dan Zakaria Saman. Keduanya merupakan pendiri dan menduduki posisi tuha peut (sejenis Majelis Syura atau Dewan Pertimbangan –red.) partai itu.
Zaini yang saat ini memimpin Aceh bersama Muzakir Manaf akan kembali mencalonkan diri melalui jalur independen. Zakaria Saman juga maju dalam pemilihan melalui jalur perseorangan. Ada juga Ridwan Abubakar yang akrab disapa Nek Tu. Mantan anggota DPR Aceh itu mundur dari partai dan mencalonkan diri sebagai bupati di Aceh Timur melalui jalur perseorangan.
Hubungan mereka renggang dengan Partai Aceh dalam dua tahun terakhir ini.
Menurut Muzakir, mereka keluar karena ambisi tidak tercapai. “Mereka keluar dari Partai Aceh karena ambisi dengan kekuasaan… Mereka hana trouk nafsu. Dulu kita yang membesarkan mereka,” ujarnya.
Di lain waktu, ia menilai kader yang keluar ibarat orang merantau. “Akhirnya pulang juga untuk melanjutkan perjuangan,” tambah Muzakir.
Deklarasi kandidat kepala daerah dari Partai Aceh diikuti kader dan simpatisan dari Partai Keadilan Sejahtera, Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bulan Bintang, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Inilah partai yang mendukung pencalonan Muzakir Manaf dan Teuku Abdul Khalid.
TA Khalid merupakan ketua DPD Partai Gerindra Aceh. Ia pernah menjabat sebagai ketua DPRD Lhokseumawe. Gerindra dan Partai Aceh berkoalisi sejak pemilihan umum legislatif 2014 lalu. Sebelumnya, pada pilkada 2011/2012, TA Khalid juga menjadi pendukung pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf –meski dirinya maju dalam kontestasi melalui jalur perseorangan.
Calon Wakil Gubernur TA Khalid meminta Jakarta untuk tidak mencurigai Aceh. “Kami hanya menuntut agar butir kesepakatan damai Helsinki diimplementasikan,” ujarnya. []