BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pelaksana Tugas Sekretaris Umum DPD I Partai Golkar Aceh Muntasir Hamid menyatakan, Sulaiman Abda tidak berhak berkantor lagi di sekretariat partai tersebut. Pasalnya, Sulaiman telah dicopot dari jabatan ketua oleh Aburizal Bakrie, Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Pekanbaru.

“Dia sudah tidak boleh berkantor lagi secara de facto dan de jure,” kata Muntasir Hamid kepada acehkita.com, Selasa (17/3/2015).

Menurut Muntasir, kepengurusan Golkar yang sah saat ini masih mengacu pada hasil musyawarah nasional di Pekanbaru yang mengukuhkan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum.

Sulaiman Abda dan Zuriat Suparjo diberhentikan dari jabatan ketua dan sekretaris Partai Golkar Aceh setelah menyatakan dukungannya terhadap kepengurusan Agung Laksono. Surat keputusan pemberhentian itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham tertanggal 14 Maret 2015. SK tersebut menetapkan Yusuf Ishak sebagai Plt Ketua dan Muntasir Hamid sebagai Plt Sekretaris.

Menurut Muntasir, berdasarkan keputusan itu maka secara fakta dan hukum Sulaiman Abda dan Zuriat Suparjo bukan lagi pimpinan Partai Golkar Aceh.

Meski begitu, Muntasir menyatakan, pihaknya berupaya menyelesaikan permasalahan ini dengan cara kekeluargaan.

“Intinya, kita akan menggunakan pendekatan persuasif, tidak akan sporadis. Akan diselesaikan secara damai,” ujar Muntasir. “Kalau tidak bisa diobati lagi, baru diamputasi. Namun kalau masih bisa diobati, ya rawat jalan,” Muntasir memberikan tamsilan.

Muntasir mengakui pascapemberhentian Sulaiman Abda memunculkan dua kubu di tubuh Partai Golkar Aceh. Satu kubu mengakui Aburizal Bakrie dan satunya lagi Agung Laksono. Namun, Muntasir berharap konflik elite partai beringin di tingkat pusat tidak perlu dibawa ke daerah.

“Saya tidak mau konflik di pusat itu dibawa ke daerah. Kita akan membangun komunikasi,” ujarnya. “Kita tidak mau kubu-kubuan ini terlalu melebar. Jangan melebar ke DPD tingkat II,” sebut Ketua DPD II Partai Golkar Banda Aceh ini.

Menurutnya, Golkar Aceh masih solid mendukung kepengurusan Aburizal Bakrie. “Semalam ada rapat di pusat, Golkar Aceh dihadiri Pak Yusuf Ishak. Dari 34 provinsi, 33 DPD tingkat satu menyatakan dukungannya terhadap ARB dan berada dalam KMP (Koalisi Merah Putih –red.),” tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Partai Golkar Aceh Hendra Budian menyatakan, pemberhentian Sulaiman Abda oleh Ical sama sekali tidak memiliki dasar hukum. “Sulaiman Abda tetap ketua DPD I Partai Golkar Aceh,” kata Hendra kepada acehkita.com, Senin (16/3/2015).

Hendra menolak jika disebutkan Partai Golkar Aceh pecah dan memiliki dualisme kepemimpinan. “Tidak ada istilah dualisme dan Golkar tidak pecah.. Kami menjamin tidak ada dualisme. Kami solid di bawah Sulaiman Abda sampai adanya keputusan yang sah,” ujarnya.

Berbeda dengan Hendra, Muntasir justru mengamini adanya dualisme di tubuh Partai Golkar Aceh. “Tetap ada kubu. Sulaiman Abda berpihak ke Agung Laksono dan kami ke ARB,” ujarnya sembari menyesalkan sikap Sulaiman Abda yang “berbelot” ke kubu Agung. “Padahal beliau hadir ke Munas Bali dan menjadi salah satu pimpinan sidang.”

Munas Bali beberapa waktu lalu kembali mengukuhkan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum Partai Golkar. Sementara kubu Agung Laksono menggelar munas di Ancol, Jakarta. []

RADZIE

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.