NEW YORK | ACEHKITA.COM — Junta Militer Myanmar (Burma) menahan Pai Soe Oo, blogger yang juga wartawan lepas, Rabu lalu. Komite Perlindungan Jurnalis (Committee to Protect Journalists), lembaga yang berbasis di New York, mengutuk keras aksi Junta Militer Burma. CPJ mempertanyakan alasan penahanan Soe Oo.
Rabu lalu, Pai Soe Oo ditangkap oleh enam aparat keamanan di apartemennya, di Rangoon, sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat, seperti dilaporkan Mizzima News. Petugas menggeledah rumah Pai Soe Oo dan menyita satu laptop.
Menurut laporan Mizzima, situs berita yang dikendalikan dari pengasingan, Pai Soe Oo merupakan mantan reporter media Favorite dan mingguan Pyi Myanmar. Setelah berhenti kerja dari dua media itu, Soe Oo memilih menjadi blogger dan wartawan lepas. Ia juga aktif sebagai relawan di Lin Let Kye, yang membantu korban Badai Nargis pada 2008.
Lin Let Kye diketuai oleh seorang blogger dan komedian, Maung Thura, yang juga dikenal sebagai Zarganar. Tahun 2008 lalu, Zarganar dijatuhi hukuman penjara 59 tahun, karena berhubungan dengan para politisi yang berada di pengasingan, yang mengritik-keras kebijakan Junta Militer, dalam menangani korban bencana Nargis. Karena desakan internasional, Junta mengurangi hukuman Zarganar menjadi 24 tahun.
Komputer jinjing milik Pai Soe Oo yang disita aparat berisikan sejumlah nama anggota kelompok Lin Let Kye, lapor Mizzima.
“Junta Militer Burma mengklaim mengubah diri menganut demokrasi, tapi mereka masih rutin menangkap dan menahan jurnalis,” kata Shawn W. Crispin, perwakilan senior CPJ Asia Tenggara, dalam rilis yang diterima acehkita.com, Jumat (30/10). “Untuk mengurangi tekanan internasional, Junta Militer diminta untuk menjamin kebebasan pers.”
Junta Militer memberikan amnesti massal bagi 7.114 tahanan pada September lalu. Tiga jurnalis, yaitu Eine Khine Oo, Kyaw Kyaw Thant, dan Thet Zin-among, dan sekitar 120 politisi juga ikut dibebaskan.
Dengan penangkapan Pai Soe Oo, saat ini ada 12 jurnalis yang masih berada di balik terali Junta. []
