JAKARTA | ACEHKITA.COM – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno P. Marsudi mengungkapkan bahwa sebanyak 25 anak pengungsi Muslim Rohingya, yang kini ditampung di Aceh, tanpa didampingi orangtua mereka.
“Terdapat 25 anak-anak berusia antara 5 hingga 17 tahun tidak didampingi keluarga mereka,” katanya kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Kamis (9/7/2020).
Ke-25 anak tersebut adalah bagian dari 99 pengungsi etnis Rohingya yang diselamatkan nelayan Aceh Utara di perairan Selat Malaka pada 24 Juni lalu.
Menurut Retno, Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) sedang melakukan pendataan terhadap para pengungsi Rohingya yang diperkirakan telah beberapa bulan terkatung-katung di lautan setelah melarikan dari Myanmar.
“UNHCR mulai melakukan proses registrasi sejak 5 Juli 2020 dan diharapkan akan selesai pada 12 Juli. Hingga hari ini, UNHCR (Perwakilan Indonesia) telah melakukan pendaftaran 65 dari 99 migran tersebut,” katanya.
Pendaftaran tersebut dilakukan agar mereka memperoleh kartu UNCHR sehingga akan mendapatkan hak perlindungan dari dunia internasional.
Dengan kartu itu, pengungsi akan terhindar dari risiko dipenjara, diperbolehkan mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan esensial lainnya.
Pada pekan lalu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia telah mengirim timnya untuk melakukan koordinasi dengan Pemenerinta Daerah, UNHCR, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) terkait penanganan migran Rohingya.
Sore nanti, menurut rencana, para pengungsi Rohingya itu akan dipindahkan ke gedung bekas Balai Latihan Kerja (BLK) Aceh Utara di Desa Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muaradua, Kota Lhokseumawe setelah sebelumnya ditampung di bekas kantor Imigrasi setempat.
Seperti diketahui bahwa pada 24 Juni lalu, nelayan Aceh Utara menemukan sebuah boat yang terombang-ambing di lautan Selat Malaka. Kemudian, mereka menarik boat yang berisikan 48 perempuan, 34 anak-anak dan 17 pria dewasa etnis Rohingya itu ke pantai.
Ini bukan kali pertama warga Muslim Rohingya terdampar dan diselamatkan nelayan Aceh. Pada 2015 silam, lebih 1.000 pengungsi Rohingya diselamatkan para nelayan di Aceh Utara, Aceh Timur dan Langsa.
Tetapi, tidak ada dari mereka yang tersisa di Aceh karena sebagian besar memilih melarikan diri ke Malaysia saat ditampung di beberapa lokasi dan hanya beberapa ratus orang yang mendapatkan suaka politik di negara ketiga.[]