Friday, April 19, 2024
spot_img

Menjelajahi Nusantara dengan Sepeda

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Sekilas, tak ada yang istimewa pada diri Aminin Hamid. Penampilannya sederhana, wajahnya mulai keriput di makan usia sudah 49 tahun.

Dibalik itu, ia punya semangat juang tinggi. Tekad menantang, yakni berkeliling Indonesia dengan sepeda mini. “Ini tekad saya dari dulu,” kata, warga Seuleumak Baro, Gampong Leubok Pempeng, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, Senin (28/12), saat mengurus izin jalan dari Pemerintah Aceh, di Kantor Gubernur Aceh.

Ia start di antara perbatasan Aceh Tamiang dengan Sumatera Utara, pada 29 Oktober lalu. Dengan sepeda mini semata wayangnya, ia melintasi pantai utara, barat dan selatan Aceh.

Namun, sial. Saat menapaki wilayah Sumut. Di pos perbatasan antara Subulussalam-Sumut, petugas di sana menahannya. Alasannya, Aminin tak mengantongi izin yang cukup. Ia pun terpaksa mengurusnya ke Banda Aceh. “Sepeda sudah ditahan di sana.”

Ini bukan kali pertama. Pada 2001 lalu, Aminin sudah pernah mencoba mewujudkan tekadnya berkeliling nusantara dengan sepada. Kala itu, ia sudah sampai di Palembang, Sumatera Selatan.

Karena hanya mengantongi surat izin dari Kepala Desa, saat pemeriksaan, ia mengalami hal sama. Kepada petugas, Aminin memaklumkan, situasi Aceh sedang memanas, dan sulit untuk mengurus izin jalan. Tapi, pihak kemanan di sana, tetap tak mengizinkan Amini melanjutkan perjalanannnya. Ia pun ‘dideportasi’ ke Aceh.

Niatnya berkeliling Indonesia kembali menggebu, saat ia bertemu dengan seorang lelaki asal Papua, yang lebih dulu melakukan hal sama. Lelaki itu tiba di Peureulak, pada 2008, setelah menempuh perjalanan dari Papua. Aminin mengaku lupa nama pria tadi.

“Saya bertanya banyak hal, bagaimana persiapan dia,” kata Aminin. “Dia bilang, kalau mau melakukannya, jangan berpikir uang. Karena, saat kita naik kapal melintas antar pulau, banyak yang tidak dikutip biaya. Terus, kita akan mendapat rezeki sendiri di jalan,” ia meniru ucapan pria Papua tadi.

Aminin pun bertekad mewujudkannya kali ini. Hanya berbekal perlengkapan sepeda dan pakaiannya, ia nekad berpetualang, dan akan finish di Merauke. “Rencananya, waktunya 6 bulan, itupun kalau Tuhan mengizinkan.”

Saat melintasi satu kawasan, Amini selalu meminta pengesahan dari pihak Kecamatan. Begitu juga saat tiba di Ibukota Kabupaten. Ia menyerahkan buku saku berisi namanya, dan meminta pihak berwenang membubuhi stempel di bawah tulisannya. Nah, saat itu, tak hanya stempel yang didapat, kerap pula sumbangan sukarela dikantonginya.

Aminin, duda satu anak. Dulu, ia penampung getah karet dan sawit dikampungnya. Tapi, konflik memanas sekitar tahun 2000, melenyapkan usahanya. Ia punberalih jadi buruh tani. “Saya tidak mau bercerita tentang ini. Kita jangan selalu terlena dengan masa lalu,” katanya.

Anaknya berusia 14 tahun, kini menduduki kelas II SMP di Meulaboh dan tinggal bersama neneknya. Aminin menuturkan, anaknya sangat mendukung upaya dia mewujudkan impiannya berpetualang.

Ada dua motivasi Amini berkeliling Indonesia, yakni mengampanyekan perdamaian dan melihat kekayaan bumi Indonesia secara langsung.

Ia juga berkeinginan bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono, untuk mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali sebagai presiden, dan berharap ia akan menjaga perdamaian di Aceh.

Di akhir petualangnya nanti, Amini berniat menulis buku tentang kisah petualangnya, agar bisa dibaca oleh generasi selanjutnya. “Keinginan itu sudah pasti ada, semoga Allah mengizinkan.” []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU