Friday, April 19, 2024
spot_img

Menentukan Kepimpinan untuk Masa Depan Aceh

JAKARTA – MASIH menunggu 13 hari lagi untuk menuju pemilihan presiden, lalu sudah siapkah rakyat Aceh dalam menentukan pilihannya pada ketiga kandidat pasangan calon presiden dan calon wakil presdien? Inilah wacana yang diangkat dalam Panel Forum yang diselenggarakan Ikatan Pascasarjana Mahasiswa (Impas) Aceh-Jakarta bekerjasama dengan Pusat Penelitian Politik (P2P-LIPI), Kamis siang (25/6), di Gedung Widya Graha Jakarta Selatan.

Dalam diskusi forum tersebut, turut hadir juga wakil gubernur Aceh, Muhammad Nazar yang mewakili pemerintah Aceh dan juga Ilyas A. Hamid, Bupati Aceh Utara serta sebagai keynote speaker juga diisi oleh Dr. Mustafa Abubakar, kepada Bulog. Diskusi panel yang mengangkat tema “Arah Strategi Raykat Aceh dalam Pilpres 8 Juli 2009” cukup membuat antusiasme para peserta diskusi yang diikuti oleh berbagai kalangan dan unsur baik praktisi, akademisi, peneliti dan juga perwakilan dari ketiga tim sukses capres dan cawapres.

Hal yang paling menarik pada diskusi panel forum kali ini, tentu dari pemaparan pandangan dari masing-masing tim sukses. Diantara isu-isu yang berkembang, mulai dari sejarah, konflik, tsunami sampai MoU perdamaian Aceh menjadi salah satunya isu perbincangan yang sangat cukup panas diantara dua calon presiden nanti yakni SBY dan JK yang saat ini masih berada pada tampuk pemerintahan Indonesia.

“Namun, lain lagi dengan capres Mega duet Prabowo yang dinilai tidak begitu memiliki andil dalam masalah perdamaian di Aceh,” seperti yang dipapar oleh salah satu penanya dalam sesi diskusi.

Tentu hal tersebut sangat membuat rakyat Aceh harus benar-benar jeli dalam memilih pemimpin tanggal 8 Juli nanti, karena perdamaian dan stabilitas pertahanan yang telah ada di Aceh bisa terus dijaga keberlangsungannya untuk kesejahteraan dan martabat rakyat Aceh sendiri, sehingga nanti harus ada pemimpin yang memang pro rakyat dan masih bisa melanjutkan sistem yang sudah berjalan baik serta ketepatan lebih cepat dan lebih baik bisa dirasakan oleh rakyat Aceh.

Nazar juga mengingatkan kembali masyarakat Aceh di Jakarta yang mungkin masih banyak bertanya-tanya atau mendengar isu tentang perubahan nama Aceh yang sempat beredar luas, “bahwa provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dulu disandang Aceh telah berganti menjadi Provinsi Aceh dalam ke semua struktur pemerintahan Aceh,” tuturnya di akhir penutup diskusi.[]

Aulia Fitri, mahasiswa Universitas Indonesia. Pegiat Komunitas Blogger Aceh (http://acehblogger.org), dan pemilik blog http://aulia87.wordpress.com.

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU