BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Penemuan bom rakitan dan aksi kekerasan bersenjata di Aceh dinilai tidak akan mengusik jalannya pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang dijadwalkan 9 April nanti. Bahkan, media diminta untuk tidak mengaitkan pelbagai aksi kekerasan dan kriminal itu dengan prosesi pilkada.
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi meminta media untuk memberitakan realitas di Aceh secara proporsional. Menurut Menteri Gamawan, aksi kekerasan bersenjata itu dikatagorikan ke dalam tindakan kriminal.
“Masalah kriminal itu ada di seluruh Indonesia. Di Padang juga ada. Di Solok juga ada. Tapi tidak selalu semua kriminal itu terkait dengan pilkada,” kata Gamawan Fauzi pada konferensi pers ketika mengunjungi kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Selasa (13/3) sore.
Karenanya, Gamawan meminta media untuk tidak mengaitkan aksi kekerasan dan kriminal itu dengan pilkada. “Jadi yang pilkada, pilkada. Yang kriminal, kriminal. Ini penting sekali, karena jangan terbangun asumsi bahwa ini kriminal terkait pilkada,” ujarnya.
Awal bulan ini, Ketua DPRK Lhokseumawe Saifuddin Yunus ditembak sekelompok orang yang belum diketahui identitasnya setiba di rumah usai menghadiri rapat internal Partai Aceh di Banda Aceh. Saifuddin merupakan politikus partai bentukan pentolan Gerakan Aceh Merdeka.
Sementara Sabtu (10/3), polisi menangkap enam orang yang diduga memiliki lima unit bom rakitan berdaya ledak rendah di Lhong, Aceh Besar.
Gamawan optimistis bahwa pelbagai aksi kekerasan itu tidak akan berpengaruh terhadap agenda pelaksanaan pilkada.
Untuk itu, ia meminta dukungan media agar menciptakan suasana di Aceh makin kondusif, bukan malah menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat. “Saya secara pribadi, Menteri Dalam Negeri meminta kepada media di Aceh, ini tolong membantu bersama-sama. Ini punya kita bersama, punya media Aceh juga,” tandasnya. []