PIDIE | ACEHKITA.COM — Sebanyak 3.305 jiwa atau 803 kepala keluarga warga Tangse yang terkena banjir bandang kini mengungsi di sejumlah lokasi. Mereka membutuhkan bantuan makanan. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Pidie menetapkan masa tanggap darurat di Tangse selama 12 hari.
Kepala Pusat Penanggulangan Bencana Daerah Pidie M. Iriawan mengatakan, pengungsi itu tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat atau posko pengungsian yang dibangun BPBD. Mereka berasal dari Blang Malo terdapat 350 kepala keluarga atau 1,400 jiwa, Alue Calong 193 KK (803 jiwa), Blang Seuke 215 KK atau 953 jiwa, dan Desa Blang Malo serta Pulo Pante 149 jiwa (45 KK).
“Kita menetapkan masa tanggap darurat selama 12 hari, terhitung sejak 25 Februari hingga 6 Maret,” kata M. Iriawan yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Pidie kepada wartawan, Senin (27/2).
Iriawan menyebutkan, bantuan untuk korban banjir bandang Tangse terus berdatangan. Pemkab Pidie, BPBD, dan relawan terus menyalurkan bantuan tersebut kepada para korban banjir. Pengungsi di Desa Kebun Nilam, Pulo Masjid, dan Pulo Sengong membutuhkan bantuan makanan dan selimut, serta pakaian, peralatan bayi, dan pembalut wanita.
Sementara itu, sejumlah relawan mulai membersihkan perkampungan warga dari lumpur dan sampah yang dihanyutkan banjir. Mereka bahu membahu bersama masyarakat dan aparat Kepolisian dan TNI. Sejumlah alat berat juga dikerahkan untuk mempercepat pembersihan perkampungan usai banjir. []