BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Puluhan warga dari pelbagai desa di Kecamatan Meuraxa memblokade jalan masuk ke lokasi wisata yang ada di kawasan tersebut. Warga menolak jika kawasan Ulee Lheue dijadikan sebagai tempat perayaan pergantian tahun.
Jalan yang diblokade terlihat di sepanjang ruas menuju pantai dan pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue. Blokade dimulai dari depan Masjid Baiturrahim Ulee Lheue. Akibatnya, muda-mudi yang sudah terlanjur pergi ke Ulee Lheue terpaksa harus memutar balik di bundaran depan masjid.
Pemblokiran yang dimulai sejak sore dilakukan dengan cara memarkirkan sejumlah kendaraan di badan jalan dan memasang sejumlah kayu. Blokade itu dijaga oleh pemuda desa bersama aparat keamanan dari polisi, TNI, Polisi Syariat (WH), dan Satpol PP.
Ketua Pemuda Kecamatan Meuraxa, Yayan, mengatakan penutupan jalan masuk ke kawasan pantai dan pelabuhan Ulee Lheue dilakukan karena kebanyakan warga yang ingin merayakan tahun baru lebih memilih tempat di Ulee Lheue yang relatif sepi. Mereka juga tidak mau lagi seperti tahun sebelumnya, yakni warga berdatangan ke kawasan itu hanya untuk menyambut tahun baru.
“Ini kami tutup sampai pagi, karena kami tidak ingin Kecamatan Meuraxa dan khususnya Ulee Lheue dijadikan tempat perayaan tahun baru,” kata Yayan saat ditemui di lokasi.
Yayan juga menambahkan blokade itu merupakan kesepakan warga di Kecamatan Meuraxa. ”Ini kesepakatan semua warga dari 16 gampong,” tutur yayan.
Penutupan lokasi wisata dan pelabuhan ini juga dilakukan untuk mendukung seruan Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh yang melarang warga Aceh untuk memperingati pergantian tahun dengan meniup terompet, pesta pora, dan membakar petasan serta kembang api. []