BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Parlemen Aceh sedang dalam sorotan publik. Pasalnya, dana perjalanan dinas sebesar Rp7,3 miliar yang diperuntukkan pada tahun anggaran 2016 habis digunakan dalam lima bulan. Bahkan, pimpinan Parlemen meminta agar anggaran perjalanan dinas itu ditambah.
Terang saja, keinginan DPRA untuk menuntut penambahan dana perjalanan dinas itu menuai kecaman publik. Pagi tadi, mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Syiah Kuala berunjukrasa di gedung Parlemen. Mereka menilai penggunaan anggaran perjalanan dinas itu tidak tepat sasaran.
Dalam pelbagai poster, spanduk, dan orasi, mahasiswa mengecam tindakan DPRA yang dinilai menghambur-hamburkan dana publik.
Tak hanya berorasi, mahasiswa juga merangsek memasuki ruangan untuk mencari pimpinan DPRA, yang mereka nilai tidak berpihak kepada masyarakat.
Tak menemukan yang dicari, mahasiswa kembali ke halaman lobi gedung Parlemen dan berorasi di sana. Di tengah orasi, yang didominasi oleh kecaman terhadap anggota legislatif itu, sejumlah anggota dan pimpinan DPRA menemui massa. Mereka di antaranya Teuku Irwan Djohan, Abdullah Saleh, Azhari Cage.
Koordinator Lapangan Maulinda Ariandi dalam orasinya mengatakan, aksi yang dilakukan ini sebagai bentuk respons terhadap rencana Ketua DPRA Muharuddin meminta pemerintah memambah anggaran perjalanan dinas. “Itu memalukan,” ujar Maulinda.
Menurut Maulinda, tindakan itu semakin menegaskan bahwa DPRA hanya mementingkan kepentingan pribadi. Padahal, ekonomi rakyat Aceh tak kunjung membaik.
Perjalanan dinas, seperti studi banding ke luar negeri, kata Maulinda, menjadi bahan perbincangan masyarakat. Apalagi jika dibandingkan dengan kinerja DPRA yang minim. “Qanun prioritas banyak yang tidak selesai bahasannya,” ujarnya.
Ketua Komisi I DPRA Abdullah Saleh menyatakan setuju dengan argumentasi para mahasiswa. “DPRA tidak boleh banyak jalan-jalan. Harus gunakan hati nurani, karena setiap tumpuan itu uang rakyat,” ujarnya.
Sedangkan Wakil Ketua DPRA Irwan Djohan menyatakan akan mengundang elemen mahasiswa untuk berdialog. “Tapi bukan hari ini,” lanjutnya. []
SABARUN
