BANDA ACEH | ACEHKITA.COM- Sejumlah aktivis, pelajar maupun mahasiswa di Banda Aceh turun ke jalan untuk meminta Kasatpol PP Banda Aceh dicopot dari jabatannya setelah melepas terduga khalwat beberapa waktu di Banda Aceh.
Pantauan acehkita.com, aksi turun ke jalan ini dilakukan oleh sejumlah elemen di Banda Aceh dalam waktu terpisah. Dalam aksinya, mereka semua membawa sepanduk, karton yang berisi meminta agar Kasatpol PP Banda Aceh segera dicopot dari jabatannya. Selain itu, mereka juga membawa poster yang berisi meminta agar Pemerintah Kota Banda Aceh lebih serius menegakkan syariat Islam di Kota Banda Aceh.
Hari ini (24/4/2013) puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berunjuk rasa di Depan Kantor Balai Kota Pemerintah Kota Banda Aceh. Dan di waktu terpisah, puluhan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) juga berunjuk rasa di Simpang Lima Banda Aceh.
Ketua Umum PD Kammi Banda Aceh, Syafrizal Umar, mengatakan, syariat Islam di Banda Aceh kembali tercoreng oleh kasus asusila yang melibatkan ajudan Walikota Banda Aceh dengan salah seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran sebuah Universitas di Banda Aceh. Saat ditangkap oleh petugas WH dan Satpol PP, keduanya telah berkhalwat dalam mobil di sekitar pantai Ulee Lheue, Banda Aceh.
“Kasus ini menjadi ironi karena terduga pelaku mesum tersebut dilepaskan secara paksa di jalanan, serta barang bukti dihanguskan oleh Kasatpol PP dan WH Banda Aceh Edi Syahputra,” kata Syafrizal.
Menurutnya, seharusnya Kasatpol PP dan WH berada di garda terdepan dalam hal penindakan pelanggaran syariat Islam di Kota Banda Aceh. “Oleh karenanya, ini merupakan suatu paradoks terhadap penegakan syariat Islam di Banda Aceh yang selama ini diagung-agungkan oleh Walikota maupun Wakil Walikota Banda Aceh,” ungkapnya.
Untuk itu, mereka meminta Kasatpol PP dan WH Banda Aceh agar segera dicopot dari jabatannya. Selain itu, mereka mendesak agar Pemerintah Kota Banda Aceh lebih serius menegakkan syariat Islam di Banda Aceh.
“Apabila Walikota Banda Aceh tidak mengambil tindakan tegas terhadap Kasatpol PP dan WH Banda Aceh dan terduga pelaku mesum, maka kami meminta agar Mawardi selaku Walikota Banda Aceh untuk mundur dari jabatannya,” ujarnya.
Sementara itu, di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, puluhan aktivis HMI juga berunjuk rasa meminta agar pemerintah Kota Banda Aceh agar menghukum pelanggar syariat Islam seadil-adilnya tanpa pandang bulu dan menerapkan syariat Islam secara kaffah di Banda Aceh.
PII juga Minta Kasatpol PP Dicopot
Selain hari ini, kemarin Puluhan anggota Pelajar Islam Indonesia (PII) juga berunjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh. Dalam aksinya, mereka meminta agar Kasatpol PP Banda Aceh segera dicopot dari jabatannya karena telah membekingi pelaku khalwat.
Koordinator Lapangan, Fajar Andi Saputra, mengatakan, Pemerintah Kota Banda Aceh harus menerapkan syariat Islam secara kaffah dengan tidak memandang bulu. Selain itu, juga harus memproses semua pelaku pelanggar syariat sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Sekarang kita liat bahwa kasus yang terbaru yaitu dugaan khalwat yang dilakukan oleh ajudan Walikota Banda Aceh. tapi kasus itu tidak diproses dan lepas begitu saja oleh Kepala Satpol PP. Kami minta pelaku pelanggar syariat diproses secara hukum yang berlaku di Aceh,” kata Fajar disela-sela aksi, Selasa (23/4/2013).
Selain itu, kata Fajar, PII meminta kepada Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengusut hingga kasus dugaan khalwat yang dilakukan oleh salah satu ajudan Walikota. “Segera copot Kasatpol PP dari jabatannya agar pelaksaan syariat Islam di Banda Aceh tidak pandang bulu,” ungkapnya.[]