Tuesday, April 23, 2024
spot_img

Mahasiswa Manajemen Agribisnis USK Berbagi Kisah Usai KKP di Perusahaan Hidroponik

Kebun hidroponik menjadi salah satu solusi hidup di kota, di tengah keterbatasan lahan dan area pertanian yang sempit. “Hidroponik dapat menjadi alternatif baru untuk budidaya sayur-sayuran dengan metode yang lebih kekinian dan ramah lingkungan,” jelas Nico Pundarika, mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.

Nico saat ini sedang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Praktik (KKP) bidang hidroponik di CV. LINK. Dia menceritakan pengalaman magangnya yang akan dilakukan selama 6 bulan ke depan.

Bagi Nico, selama proses magang berlangsung banyak pengalaman menarik dan ilmu baru yang diperolehnya. Terdapat beberapa perbedaan saat belajar teori di kelas dengan praktik langsung di lapangan. “Bedanya bisa langsung kerja sendiri, ada seru dan capek juga. Kami juga tidak hanya belajar hidroponik tapi juga ada belajar tentang berkebun. Saat berada di lapangan belajarnya lebih rinci dibanding dengan yang hanya belajar dengan teori, jadi sangat bermanfaat,” lanjutnya.

Kisah lain diceritakan Nailah Farafisa, salah satu peserta magang di peminatan hidroponik. Nailah menilai, hidroponik sangat bermanfaat bagi masyarakat, dimana sayur-sayuran tersebut dikatakan jauh lebih aman untuk dikonsumsi karena lebih alami tanpa bahan-bahan berbahaya.

Dengan belajar hidroponik baik masyarakat dan mahasiswa itu sendiri secara tidak langsung dapat menjadi alternatif memenuhi kebutuhan sayur-sayuran. Ke depannya, hidroponik dapat menjadi solusi bagi mahasiswa agar dapat membuka lapangan pekerjaan baru.

“Selama KKP seru, ada yang sesuai bayangan ada yang tidak. Untuk saat ini kami sudah mulai belajar budidaya selada, pakcoy dan kailan, ada belajar berkebun juga,” Jelas Nailah.

Tak hanya Nico dan Nailah, KKP kali ini juga diikuti oleh 13 orang mahasiswa Manajemen Agribisnis lainnya. Mereka mengatakan, selama KKP sudah belajar membudidayakan selada, pakcoy dan kailan. Budidaya hidroponik saat ini sudah dimulai dari tahap pembibitan dan pembenihan tanaman, belajar memberi nutrisi dan takaran nutrisinya, serta penanganan hama. Ke depannya juga akan diajarkan tahap perakitan hidroponik.

“Harapan kami ke depan setelah magang ini selesai, semoga semua mahasiswa dalam mencari kerja lebih menjanjikan dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru,” kata seorang mahasiswa.

Mahasiswa KKP di CV LINK

KKP Mata Kuliah Wajib

Kuliah Kerja Praktek atau yang lebih dikenal dengan sebutan KKP ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Manajemen Agribisnis. KKP yang berupa praktik magang kerja tersebut dilakukan secara berkelompok, KKP dilakukan untuk memberikan pengalaman bagi mahasiswa. KKP juga dimaksudkan agar dapat memberikan penerapan bidang keahlian dengan mempelajari suatu sistem baik pada perusahaan, lembaga dan istansi.

Harapannya, mahasiswa dapat memberikan alternatif dan solusi atas permasalahan yang dihadapi serta melaporkannya dalam bentuk laporan akhir. KKP mahasiswa tersebut juga menjadi salah satu syarat bagi mahasiswa agar dapat mengambil mata kuliah berikutnya yang berupa Tugas Akhir (TGA).

Menurut Koordinator Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian USK, Akhmad Baihaqi, SP, MMA, KKP penting bagi mahasiswa untuk mendalami bidang ilmu yang diminati, meningkatkan kemampuan diri, memahami seluk-beluk dunia kerja dan menambah ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, disini mahasiswa mampu mengembangkan bakat dan minatnya dan berkesempatan mencari koneksi dengan perusahaan tersebut.

Akhmad Baihaqi menambahkan, pemagangan saat ini dibagi ke dalam beberapa Bidang Agribisnis, seperti pekebunan, holtikultura, perikanan dan kelautan. Kegiatan KKP tersebut akan dilakukan selama 6 bulan lamanya dan para mahasiswa juga di tempatkan pada beberapa lokasi magang yang berbasis Agribinis yang berbeda, yakni di KBQ Baburrayyan, CV. Nutrisi Aceh, Oro Coffee Gayo, CV. Link, PT. Yakin Pasifik Tuna dan CV. Deputoe Coffee.

“Setiap mahasiswa akan diberikan satu orang dosen pembimbing yang akan membantu/membimbing mahasiswa dalam pelaksanaan KKP dan penulisan laporan. Mahasiswa akan dituntun agar dapat menciptakan produk selama 3 bulan pertama KKP dan 3 bulan selanjutnya mahasiswa fokus ke pengerjaan Tugas Akhir (TGA),” katanya.

Selain itu, mahasiswa juga dibelaki investasi sebanyak Ro 1 juta, diharuskan dapat memasarkan produk dan membuat video promosi. Jika mereka mampu menjualnya maka bisa dilanjutkan dengan sidang/ujian mahasiswa.

Universitas Syiah Kuala memiliki strategi pengembangan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki ability, keahlian, keterampilan, dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan dunia kerja. Prodi Manajemen Agribisnis sebagai salah satu program studi vokasi juga turut memberikan kontribusi sesuai bidang pertanian dan secara khusus di bidang agribisnis. [*]

 

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU