BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pertandingan Divisi I Liga Amatir Indonesia kembali diwarnai kericuhan. Kali ini, kericuhan terjadi antara pemain Aceh Utara FC dengan penonton, saat menjajal kekuatan pemuncak klasemen group I, Persidi Idi, Senin (12/3) sore. Pertandingan itu sendiri dimenangkan oleh Persidi, dengan skor tipis, 1-0.
Duo pelatih dari masing-masing tim mengeluhkan kepemimpinan wasit yang memimpin, M.Armando. Pelatih Aceh Utara, Imran Juned, mengatakan, Armando belum pantas meminpin pertandingan sekelas Divisi I.
“Masa wasit membiarkan pemain Idi mengulur-ngulur waktu. Wasit seperti itu belum pantas memimpin laga sebesar Divisi I,” ujarnya. Ia menilai, kinerja wasit betul-betul merugikan timnya.
Sementara Pelatih Persidi, Salahuddin, menuturkan, wasit takut memberi keputusan. “Padahal jelas-jelas pemain Aceh Utara menendang pemain kita, tapi dibiarkan saja,” katanya.
Persidi yang sebelumnya telah mengoleksi tiga kali kemenangan tampil lebih rapi, dengan memainkan bola dari kaki ke kaki. Jamaluddin dkk, lebih banyak menguasai lini tengah.
Pertandingan baru berjalan empat menit, Jamaluddin hampir saja membobol gawang Aceh Utara, yang dikawal Reza Agustian. Berawal dari serangan yang dibangun oleh Ibrahim melalui rusuk kanan, bola disodorkan kepada Jamaluddin. Jamal yang berdiri bebas melepaskan tendangan terarah, sayang masih dapat dibaca oleh penjaga gawang Aceh Utara FC.
Menit 23, sebuah kesalahan fatal dilakukan oleh pemain bertahan Aceh Utara Agus Mahdi. Dia gagal mengantisipasi umpan jauh yang diteruskan rekannya. Jamal yang berhadapan langsung dengan Mahdi berhasil mencuri bola, untuk melesakkannya ke dalam gawang. Persidi unggul 1-0.
Babak kedua, Persidi yang sudah unggul bermain lebih tenang. Namun, Aceh Utara yang hendak mengejar difisit gol, bermain lebih terburu, hingga permainan keras yang menjurus ke kasar tak dapat dielakkan.
Puncaknya di menit 48. Deny Irawan, bek tengah Aceh Utara, menendang Jamaluddin. Namun, wasit membiarkannya, hingga menimbulkan protes anak-anak Idi. Pertandingan sempat terhenti hingga tiga menit.
Melanjutkan pertandingan, anak-anak Idi yang tinggal mempertahankan keunggulan mencoba bertahan, dengan sesekali menyerang melalui sisi sayap. Sebaliknya, Aceh Utara yang ingin membalas gol terus mencoba menekan.
Beberapa kali anak-anak Pase ini sempat adu fisik, hingga mendorong wasit. Namun, walaupun pertandingan di babak kedua begitu keras, wasit tidak mengeluarkan selembar kartu pun.
Hingga wasit meniupkan peluit berakhirnya pertandingan, skor tetap bertahan 1-0, untuk keunggulan Laskar Hamok Laju, Persidi Idi.
Insiden yang tak diinginkan justru terjadi lagi saat pertandingan telah berakhir. Anak-anak Aceh Utara mengejar wasit. Beruntung, wasit berhasil diamankan, karena sigapnya pengawalan yang diberikan petugas keamanan.
Penonton yang emosi terhadap ulah pemain Aceh Utara ikut melempar botol minuman mineral ke arah pemain. Kericuhan antara penonton dan pemain tak dapat dielakkan.
Bersenjatakan batu pasir yang berserakan di pinggir lapangan, pemain Aceh Utara ikut membalas melempar, hingga penonton kocar-kacir dikejar batu. Beruntung tak ada korban jiwa, namun hal itu jelas mencoreng citra permainan bola Indonesia.
Dengan kemenangan ini, Persidi Idi memastikan diri lolos ke putaran dua Wilayah Sumbagut Divisi I, Liga Indonesia, sebagai pemuncak klasemen group I.
Sementara Aceh Utara, akibat kekalahan tersebut, hampir menutup peluangnya untuk lolos. Posisi Aceh Utara akan ditentukan oleh pertandingan malam nanti, yang mempertemukan Persal Aceh Selatan, dengan tim yang menghuni juru kunci Persas Sabang.
Apabila Persal menang, maka dipastikan Aceh Utara gagal melangkah ke putaran dua, wilayah Sumbagut, dan posisi runner up menjadi milik Persal, Aceh Selatan.[]