BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Gempa berkekuatan 7,2 pada skala Richter yang mengguncang Aceh awal bulan lalu memunculkan sejumlah semburan lumpur di perairan Kepulauan Banyak, Aceh Singkil. Semburan lumpur ini sempat mengagetkan warga. Namun dipastikan, semburan ini tak membahayakan warga dan perairan.
Munculnya semburan lumpur ini menyebabkan Dinas Pertambangan dan Energi Aceh, Dinas Keluatan dan Perikanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan Pusat Riset Tsunami Aceh (TDMRC) Universitas Syiah Kuala menurunkan tim ahli ke sana. Mereka meneliti sejumlah kubah lumpur yang muncul di perairan Pulau Taelana dan Haloban, Kecamatan Kepualauan Banyak, Aceh Singkil, pada 21 April lalu.
Hasil observasi yang mereka lakukan menyebutkan bahwa kubah terbesar yang muncul berdiameter 30 meter. Kubah lumpur masih berada lima meter di bawah permukaan laut.
Selain itu, tim peneliti juga mengamati sampel batu yang ada di kubah lumpur itu. Batu itu, sebut hasil penelitian tersebut, merupakan jenis batu bara yang terdapat di mud-vulcano, batu lempung, dan batu pasir berwarna abu-abu hingga kuning yang bersifat plastis. Selain itu, juga terdapat mineral pirit berwarna keemasan yang merupakan senyawa belerang
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan, semburan lumpur yang membentuk kubah ini sama sekali tak membahayakan warga dan aktivitas di perairan itu. Karenanya, ia mengimbau warga tidak panik.
Namun, “sebaiknya masyarakat tidak melakukan penyelaman di sekitar lokasi karena dikhawatirkan masih ada aktivitas gas,” ujar Irwandi. []