BIREUEN | ACEHKITA.COM – Kantor Urusan Agama (KUA) Gandapura menyaluran bantuan berupa paket Ramadan kepada keluarga kurang mampu di Desa Paloh Kecamatan Peusangan, Bireuen. Paket berupa sejumlah ketuhan pokok dan uang santunan diserahkan oleh Kepala KUA kecamatan Gandapura, Abdul Halim Mubary S.HI, M.Kom.I kepada keluarga Sumardi, Selasa (18/3).
Keluarga Sumardi berasal dari Desa Cot Tufah, Kecamatan Gandapura tersebut, sementara saat ini menetap di Paloh yang merupakan rumah orang tua istrinya. Anak mereka dalam kondisi perawatan, menderita kanker tulang hingga kakinya harus diamputasi.
“Setelah anak kami menjalani operasi amputasi kakinya di atas lutut setahun lalu, kami lebih banyak tinggal di rumah orang tua istri, karena lebih dekat ke Bireuen jika sewaktu-waktu perlu bantuan medis,” terang Sumardi.
Sumardi merasa terharu dengan adanya bantuan bingkisan dan santunan dari KUA Gandapura. “Semoga Allah membalas semua kebaikan pegawai KUA yang telah menyantuni keluarga kami ini,” katanya.
Sumardi memiliki dua anak, namun anak tertuanya yang laki-laki, bernama Khairuttamami yang berusia 10 tahun saat ini sedang menjalani perawatan rutin, setelah menjalani amputasi kaki kirinya sejak setahun lalu. Meski demikian, Khairuttamami tetap bersekolah, walaupun secara daring.
“Tadi malam anak saya baru kami bawa pulang dari RSUD dr Fauziah Bireuen setelah menjalani perawatan selama satu Minggu di sana, karena adanya keluhan,” katanya lirih.
Istri Sumardi, Rosna yang tenaga honorer di Puskesmas Peusangan, menuturkan setelah operasi amputasi, secara fisik kesehatan anaknya menurun. “Makan kurang nafsu dan tidur tidak nyenyak. Karena adanya keluhan dan rasa sakit atau nyeri yang sesekali muncul,” terang Rosna.
Anaknya terpaksa harus menjalani amputasi di atas lutut kirinya, karena hasil diagnosa mengidap kanker tulang. Hampir tiap bulan kadang ada saja pengeluaran biaya baik itu untuk pengobatan dan biaya tak terduga lainnya.
“Malah anak saya sudah beberapa kali kami bawa ke RSUD Sultan Abdul Azizsyah, Peureulak, Aceh Timur untuk terapi tulang. Karena jika sudah memungkinkan, anak saya akan memakai kaki palsu,” kata Sumardi.
Dikatakannya, untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, selama ini terkadang dibantu pihak keluarga dan kerabat dekat. Kalau sudah mendesak, Sumardi terpaksa meminjam uang kepada keluarga.
“Karena tidak semua biaya perawatan ditanggung BPJS. Ada juga peralatan medis yang harus kita beli sendiri yang terkadang mencapai jutaan harganya,” ucap Rosna seraya menatap sendu anaknya.
Selama anak sakit, lanjut Rosna, dirinya dan suami waktunya lebih banyak menemani buah hati mereka. Sehingga jarang masuk kerja, yang dengan sendirinya pendapatan keuangan juga turut berkurang.
Di sisi lain, baik Sumardi dan istrinya juga sedang mengupayakan agar anaknya bisa berjalan kembali, meski dengan kaki palsu. Namun mengingat harga kaki palsu yang mahal, untuk saat ini Sumardi harus mengubur dulu impiannya anaknya itu. Namun mereka tidak berputus harapan.
“Siapa tahu mungkin ada para dermawan di luar sana yang bermurah hati, sehingga anak saya dapat berjalan meski dengan kaki palsu,” gumam Sumardi lirih.
Kepala KUA Gandapura, Abdul Halim Mubary, turut prihatin dengan kondisi keluarga Sumardi. Terlebih Sumardi juga masih tercatat sebagai penyuluh agama Islam honorer di KUA Gandapura.
“Kami menggunakan momen Ramadan kali ini untuk saling berbagi. Kebetulan Kemenag Bireuen setiap bulan suci menggelar Festival Ramadan, di antaranya menyantuni keluarga kurang mampu,” ujarnya. []