Thursday, April 25, 2024
spot_img

Kisah Balita Korban Gempa Gayo

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Tubuh mungil itu terkulai lemas. Mata terpejam, nafasnya pelan. Kaki kanannya dipasang infus, sementara kepala terbalut perban. Hafis Mahardika, 10 bulan, adalah seorang dari sejumlah balita yang menjadi korban gempa bumi 6,2 Skala Richter mengguncang Aceh, Selasa lalu.

Hafis Mahardika, 10 bulan, yang didampingi ibunya, Fitriani, dirawat intensif di RSUZA Banda Aceh, Jumat (5 Juli 2013). [NURDIN/ACEHKITA]
Hafis Mahardika, 10 bulan, yang didampingi ibunya, Fitriani, dirawat intensif di RSUZA Banda Aceh, Jumat (5 Juli 2013). [NURDIN/ACEHKITA]

Ditemani ibu kandungnya Fitriani, 23, Hafis dirawat intensif di ruang Jeumpa Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, setelah Kamis dioperasi untuk menyatukan kembali tulang kepalanya yang bengkok dan masuk ke otak.

Hafis diterbangkan dengan pesawat ambulance PK MAN (MAF) Rabu sore karena tak mampu ditangani di Rumah Sakit Umum Manyang Kute di Kabupaten Bener Meriah, bersama empat bayi lainnya yang juga harus mendapatkan perawatan intensif di Banda Aceh.

Empat bayi lain itu adalah Angga, 4, Ali Zuriansyah, 4, Naili Shakila, 2,5 dan Sabilisma, 2 pekan. Mereka juga sedang dirawat intensif di RSUZA, karena mengalami luka parah di bagian kepala akibat terkena reruntuhan rumah yang ambruk digoyang gempa.

Menurut Fitriani, anaknya dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi selama dua jam lebih. Sebelumnya, Hafis kerap menangis. “Tetapi sekarang sudah agak diam dan mau tidur,” katanya kepada acehkita yang menemuinya di RSUZA, Jumat kemarin.

Dikisahkan bahwa saat gempa kuat mengguncang, Hafis sedang digendong neneknya di dalam rumahnya Desa Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah. Saat hendak lari keluar, tiba-tiba rumah ambruk dan sang nenek hanya bisa mencapai teras rumah.

Keduanya segera tertimpa atap teras dan darah segar muncrat dari kepala mereka. “Begitu gempa, rumah langsung ambruk. Gempa sangat kuat sekali hentak langsung merobohkan rumah,” kata Fitriani.

Saat itu, dia sedang berada di rumah tetangga yang tak begitu jauh. Segera Fitriani berlari pulang mencari buah hatinya. Ia dan suaminya Rahmadi, 26, mendapati anak mereka telah bersimbah darah dalam gendongan neneknya yang juga menderita luka parah di kepala. Sang nenek hingga kini masih dirawat di RSU Manyang Kute.

Dalam kepanikan, Rahmadi memacu sepeda motor. Fitriani duduk di belakang sambil menggendong buah cinta mereka yang terus mengeluarkan darah di kepala. Puluhan kilometer mereka tempuh jalan yang di beberapa lokasi terjadi longsor agar bisa tiba di RSU Manyang Kute.

“Saya hanya berdoa kepada Allah agar menyelamatkan anak kami. Saya benar-benar sedih,” kata Fitriani dengan mata sembab.

Setelah tiba di RSU Manyang Kute, ternyata Hafis tak bisa ditangani secara maksimal karena menurut dokter, tulang kepalanya bengkok, telah masuk ke otak. Lalu, Rabu siang, diputuskan untuk dirujuk ke RSUZA di Banda Aceh untuk dioperasi.

“Saya berharap anak saya bisa segera sembuh sehingga kami dapat pulang ke desa. Rumah kami sudah hancur. Tak tahu bagaimana nasib saudara-saudara saya di sana. Saya ingin segera berkumpul bersama anggota keluarga lain meski rumah kami telah hancur,” katanya.

Angga, 4, sesekali menangis. Bagian kanan kepalanya diperban. Dia juga korban yang dievakuasi ke RSUZA karena bagian kepalanya terbentur reruntuhan rumah di Desa Blang Mancung.

Erni Listiani, 24, menceritakan saat gempa anaknya sedang bermain di dalam rumah, sementara dia berada di halaman. “Saya berusaha lari ke rumah untuk mengambil Angga, tapi tidak bisa karena rumah langsung ambruk begitu gempa mengguncang,” katanya.

Dibantu beberapa tetangganya, Erni berusaha mencari Angga di antara puing rumah yang roboh. Perasaannya baru lega saat menemukan Angga yang menangis dengan kepala berlumuran darah.

“Angga diselamatkan oleh anak tetangga yang berhasil masuk ke reruntuhan rumah melalui celah jendela. Syukur anak saya selamat meski mengalami luka parah di kepala,” katanya.

Kisah nestapa hampir sama juga dialami Ali Zuriansyah, 4, yang juga dievakuasi ke Banda Aceh.

Menurut ibunya, Supari, saat gempa terjadi, Ali sedang menonton televisi bersama ketiga saudara kandungnya yang juga masih kecil. “Saat gempa saudaranya berhasil keluar. Sedangkan Ali terjebak di dalam,” kata Supari, yang juga warga Blang Mancung.

Ketika gempa menggucang, Supari sedang berada di kebun yang tak begitu jauh dari rumah. “Setelah gempa, saya segera pulang. Saya hanya mendapati rumah telah rata tanah,” katanya.

Dibantu saudaranya, Supari mencari Ali di antara puing rumah. Ali ditemukan telungkup. Bajunya basah darah yang terus mengucur dari kepalanya.

Melihat kondisi Ali tidak sadarkan diri, Supari melarikan anaknya ke Puskesmas Ketol. Karena tak bisa ditangani di Puskesmas, Ali dilarikan ke Rumah Sakit Manyang Kute Bener Meriah. Karena mengalami luka parah di bagian kepala, akhirnya dia dirujuk ke RSUZA Banda Aceh.

Sofi Az-Zahra, 5, juga dievakuasi ke RSUZA, Kamis sore, karena mengalami luka parah di bagian kepala akibat tertimpa rumah yang ambruk. Jumat dinihari, bayi asal Desa Kampung Baru, Kecamatan Takengon Barat, Aceh Tengah, itu akhirnya menghembus nafas terakhir saat dalam penanganan medis.

“Saat dibawa kemari, Sofi dalam kondisi koma. Akhirnya Jumat dinihari, dia meninggal dunia,” kata seorang petugas medis di Unit Gawat Darurat RSUZA.

Nasib sama juga dialami lima anak-anak yang sedang mengaji dan bermain di Masjid Blang Mancung. Mereka meninggal dunia akibat tertimba bangunan masjid berlantai dua yang ambruk. Kelima korban adalah Doni, 12, Putra, 16, Dirman, 16, Fadhil, 5 dan Jihan, 5.

Menurut data dari relawan di Aceh Tengah dan Bener Meriah, hampir setengah korban tewas adalah bayi dan anak-anak karena ketika gempa menggucang mereka sedang berada di dalam rumah sehingga tak sempat menyelamatkan diri.[]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU