BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Sekitar 40 mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) berunjukrasa ke Gedung DPR Aceh di Banda Aceh, Kamis (30/9/2010). Mereka mengkritik Parlemen Aceh yang lamban dan menamsilkannya dengan kura-kura.
“Hari ini tepat satu tahun mereka berkuasa, tetapi hampir tidak perubahan sama sekali terlihat,” kata Alfiyan, seorang orator mahasiswa.
“Mereka sangat lamban, seperti kura-kura,” tambahnya.
DPRA yang baru mensahkan satu qanun yakni qanun APBA dari 23 qanun prioritas 2010, dinilai tak becus bekerja. “Padahal waktu kerjanya untuk periode ini tinggal tiga bulan lagi, tetapi qanun yang baru disahkan baru satu, itupun erat kaitannya untuk kepentingan mereka, untuk mensahkan tunjangan-tunjangan mereka,” ujar Alfiyan.
Mereka menilai legislatif Aceh telah membohongi rakyat yang memilihnya untuk berharap perubahan. “Ternyata setelah menjabat mereka hanya memikirkan perut mereka sendiri, minta tunjangan besar-besar, kerjanya hanya jalan-jalan,” sebut Mustakim, mahasiswa lainnya.
Mahasiswa mempertanyakan komitmen Dewan dalam mengusut dana abadi pendidikan Aceh mencapai Rp2 tiliyun lebih yang hingga kini tak jelas. Parlemen Aceh juga dinilai lemah dalam mengawasi kinerja Pemerintah sehingga Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2010 minim terserap untuk pembangunan. Sampai Juli 2010, anggaran terserap baru 20 persen dari Rp7,6 triliun.
Legislatif juga dinilai lalai karena hingga kini belum membahas APBA Perubahan, sehingga ditakutkan molornya pengesahan APBA 2011.
Abdullah Saleh, Anggota DPRA yang menemui massa mengatakan, pihaknya akan meningkatkan kinerja. Ia mengakui, pihaknya belum bekerja maksimal. Alasannya ini tahun pertama dan banyak anggota Dewan periode sekarang wajah baru, sehingga butuh banyak belajar.
“Ini biasa, di tahun-tahun pertama memang seperti ini. Tahun ke dua nanti kita akan pacu,” katanya. []