BANDA ACEH |ACEHKITA.COM — Kerugian akibat banjir bandang yang melanda Pidie Jaya, 19 Desember lalu, ditaksir mencapai Rp300 milyar. Kerugian ini dihitung berdasarkan kerusakan infrastruktur, sektor pendidikan, dan pertanian.
Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar menyebutkan, kerugian melupti sektor infrastruktur mencapai Rp227 milyar, pertanian Rp25 milyar, dan sektor pendidikan sekitar Rp22 milyar.
“Untuk membangun kembali, perlu bantuan dana dari APBN. Kita sudah usulkan, dan akan melakukan pembahasan selanjutnya,” katanya usai rapat terkait bencana di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (28/12).
Nazar tak merincikan secara detail angka kerusakan akibat banjir. Menurutnya, ada sekitar 40 unit rumah warga yang rusak total, dan banyak mobiler sekolah, buku-buku pendidikan, bibit padi siap tanam milik masyarakat dan beberapa jembatan serta irigasi hancur diterpa air bah.
Menyangkut perlengkapan pendidikan, kata Nazar, akan diatasi dalam dua hari ini, agar jadwal sekolah para siswa tak terganggu.
Pemerintah Aceh juga sudah menyediakan bibit padi, untuk dibagikan kepada petani yang rugi karena bibit padi di sawahnya ludes diterjang banjir. Namun, ia meminta Dinas Pertanian Aceh secepatnya mendata korban, agar penyalurannya tepat sasaran.
Banjir di Pidie Jaya, kata Nazar, disebabkan oleh meluapnya air di hulu sungai, karena tak mampu lagi menampung air, akibat lebatnya hujan di pegunungan. Hal ini diakibatkan sudah rusaknya hutan akibat penebangan legal yang dilakukan masa lalu.
Terkait banjir di Lhokseumawe, Aceh Utara dan Aceh Jaya, Nazar mengaku belum mendapatkan data.
Ia meminta bupati/walikota di Aceh, untuk tanggap menginvestigasi setiap ada bencana di daerahnya, agar pihak provinsi dan pemerintah pusat cepat mendapatkan laporan konkrit, sehingga bantuan penanganan bisa segera dilakukan. []