Friday, March 29, 2024
spot_img

Kebakaran Hutan Kalimantan: 4 Orang Tewas dan 2.000 Jiwa Derita ISPA

KALIMANTAN | ACEHKITA.COM – Sebanyak empat orang tewas dan diperkirakan sedikitnya 2.000 orang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) setelah terpapar asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di kawasan Kalimantan Barat dalam sebulan terakhir.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengerahkan 10 helikopter water bombing guna memadamkan api dari udara.

Sementara satuan tugas darat, terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Dinas Pemadam Kebarakan, Satpol PP dan relawan, terus memadamkan api melalui jalur darat.

Bahkan BNPB dan BPPT juga telah berupaya melakukan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Casa 212-200 TNI AU.

“Sudah 5 ton bahan semai Natrium Clorida (CaCl) ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di angkasa. Dalam beberapa hari turun hujan, meski tidak merata,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (23/8).

Sutopo mengatakan keempat korban tewas setelah terpapar asap berasal dari daerah yang berbeda, yaitu Kabupaten Melawi, Sambas, dan Sintang. Sementara 2.000 orang yang menderita ISPA tersebar di wilayah barat Kalimantan Barat.

“Jumlah ini merupakan data per 21 Agustus 2018. Korban meninggal akibat terpapar asap dan api saat lahan di sekitarnya terbakar. Mereka terjebak dalam kepungan api yang dibuat untuk membersihkan lahan,” kata Sutopo.

Sebaran titik panas di Indonesia. FOTO: BNPB

1.231 Titik Panas

Hasil pantauan satelit secara keseluruhan di Indonesia, pada Kamis (23/8) pagi, terdapat 1.231 titik panas (hotspot). Dari jumlah itu, sebanyak 885 titik panas di antaranya merupakan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.

Dari 885 titik panas tersebut 509 titik panas kategori sedang dan 376 titik panas kategori tinggi.

“Jumlah 885 titik panas di Kalimantan Barat ini adalah terbanyak dibandingkan provinsi lain di Indonesia,” kata Sutopo.

Sutopo menyebutkan banyaknya titik panas kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat diduga terkait kebiasaan masyarakat membakar lahan sebelum membuka lahan.

“Masyarakat di Kabupaten Sanggau, Sambas, Ketapang, Kubu Raya, dan lainnya memiliki tradisi “gawai serentak”, yaitu kebiasaan persiapan musim tanam dengan membuka lahan dengan cara membakar,” katanya.

Meskipun pemerintah daerah telah melarang, kata Sutopo, namun ternyata kebiasaan ini masih dipraktekkan di banyak tempat.

“Tantangan ke depan bagaimana memberikan solusi kepada masyarakat agar dapat menerapkan pertanian tanpa bakar atau insentif tertentu,” tutur Sutopo.[]

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU