BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Elemen sipil di Aceh Tengah mempertanyakan perkembangan kasus pencemaran nama baik yang menimpa dua aktivis LSM antikorupsi JangKo ke Polres Aceh Tengah. Usai penetapan dua aktivis Jangko sebagai tersangka, hingga kini belum diketahui sejauhmana penanganan kasus tersebut. Dua aktivis yang ditetapkan sebagai tersangka yaitu Idrus Saputra dan Hamdani.
Elemen sipil yang tergabung dalam tim pendamping kedua tersangka, melalui keterangan tertulis yang dikirim ke redaksi acehkita.com, Selasa (13/4), menyebutkan, akibat tak adanya kabar sejauhmana penyidikan dilakukan polisi, publik kini bertanya-bertanya.
“Kita sangat khawatir dengan keadaan ini. Sebab hal ini rentan menimbulkan berbagai macam kecurigaan dan asumsi negatif di tengah masyarakat, seperti suap dan kolusi,” ujar Rahmat Hidayat, salah seorang kuasa hukum kedua aktivis itu.
Aktivis sipil juga mempertanyakan apakah kasus itu sudah dihentikan penyidikannya (SP3), dan dilimpahkan ke Kejaksaan atau telah dicabut oleh pengadu, Bupati Aceh Tengah Nasaruddin.
Idrus dan Hamdani, petinggi LSM JangKo diadukan oleh bupati Aceh Tengah ke polisi karena mengeluarkan laporan di media atas penggelembungan jumlah penduduk di Aceh Tengah yang diduga melibatkan orang nomor satu di Tanah Gayo itu, Februari 2009.
Bupati Nasaruddin berang. Ia kemudian mengadukan LSM itu ke polisi dengan tuduhan telah mencemarkan nama baiknya. Polres Aceh Tengah selanjutnya menjadikan Idrus dan Hamdani sebagai tersangka pencemaran nama baik.
Elemen sipil di Aceh Tengah yang tergabung dalam tim pendamping korban kriminalisasi hak dan kebebasan berpendapat itu terdiri atas LSM Mantap, LBH Banda Aceh pos Takengon dan unsur mahasiswa. []