BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – AKBP Helmi Kwarta K Putra, Kapolres Bener Meriah, meminta pejabat penyelenggara pemilu di luar Bener Meriah, jangan asal bicara tentang keamanan anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di kabupaten tersebut.
“Di luar dari Bener Meriah jangan berkomentar terkait keamanan anggota Panwaslu dan anggota KIP,” tegas Helmi dalam rapat koordinasi kesiapan Pilpres 2009 se-Aceh di gedung Serbaguna Sekretariat Daerah Aceh, Rabu (17/6).
Rapat koordinasi dihadiri Wakil Gubernur Muhammad Nazar, Wakapolda Aceh Brigjen Herman Efendi, ketua KIP Aceh, ketua Panwaslu Aceh, Kejaksaan Tinggi, serta 23 bupati/walikota dan penyelenggara pemilu dari kabupaten/kota.
Penegasan itu terkait pemberitaan di salah satu media lokal, buntut rekap suara pemilu legislatif bermasalah, anggota Panwaslu Bener Meriah diancam bunuh. Pemberitaan ini membuat Kapolres Bener Meriah gusar.
Helmi Kwarta mengatakan, komentar seperti itu sangat mengganggu kenyamanan anggota Panwalus di daerah. “Setelah membaca komentar anggota Panwaslu Provinsi, saya langsung mengamankan anggota Panwaslu di Mapolres.”
Ia membantah ada ancaman bunuh terhadap anggota Panwaslu di Bener Meriah selama pemilu. Kapolres merasa diremehkan Panwaslu Aceh dalam pengamanan pemilu lalu.
“Saya tersinggung, saya mengamankan anggota panwaslu tidak dibayar,” sebut Helmi.
Ketua Panwaslu Aceh T. Nyak Arif Fadhilah, mengatakan, pernyataan pihaknya masih dalam wilayah kerja Panwaslu.
“Tidak benar kalau Panwaslu dilarang bicara,” kata Nyak Arif di depan anggota rapat koordinasi.[]