Thursday, March 28, 2024
spot_img

Inilah Harapan Warga pada Gubernur Baru

EKA Putra Herlambang memperlihatkan jari kelingkingnya yang baru saja dilumuri tinta ungu. Ia baru saja mencoblos dalam pemilihan kepala daerah di tempat pemungutan suara (TPS) 03 Kampung Baru, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Senin. Ia datang bersama istri dan anaknya yang baru berusia tiga tahun. Anaknya, juga ikut-ikutan mencelupkan jari di kotak tinta.

Eka menaruh harapan pada gubernur yang mendapat mandat dari rakyat. Visi dan misi yang telah disampaikan kandidat di depan Parlemen dan saat berkampanye di depan masyarakat, harus diwujudkan kala memimpin Aceh.

“Gubernur terpilih harus mewujudkan visi dan misi yang sudah disampaikan,” kata Eka Putra Herlambang ketika ditemui usai pencoblosan. “Tidak boleh ingkar janji.”

Yang paling penting, Eka berharap agar siapa pun kandidat yang keluar sebagai penghasil suara terbanyak, bisa melanjutkan perdamaian Aceh. Tidak ada lagi teror bersenjata agar masyarakat bisa beraktivitas secara nyaman dan aman.

Seperti halnya Eka Herlambang, warga lain yang ditemui acehkita.com menaruh harapan pada gubernur Aceh hasil pemilihan 2012. Andian, 50 tahun, berharap agar gubernur baru ini mampu menyejahterakan seluruh masyarakat Aceh.

“Beri mereka kedamaian, kemakmuran. Murahkan harga barang kebutuhan pokok,” ujar warga Kampung Baro ini.

Namun, ia punya harapan khusus. “Syariat Islam di Aceh harus tegak, bukan hanya bagi masyarakat kecil, tapi juga kepada penguasa,” kata dia sembari meminta agar gubernur baru bisa menghilangkan budaya korupsi yang menggerongoti pemerintahan.

“Semoga pembangunan di Aceh lebih maju lagi, jangan tertinggal dengan daerah lain,” ujar Desi Saputri, 24 tahun. “Yang penting, suasana Aceh lebih kondusif biar kita tidak takut dalam beraktivitas.”

Konflik menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Aceh. Sejak Hasan Tiro mendeklarasikan Aceh Merdeka pada 4 Desember 1976, konflik menjadi raja di bumi Serambi Mekah ini. Baru pada 15 Agustus 2005, Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka bersepakat untuk mengakhiri konflik tiga dekade yang menewaskan tak kurang dari 15.000 jiwa.

Kedamaian masyarakat Aceh sedikit terusik dengan teror bersenjata yang terjadi menjelang pemilihan kepala daerah. Pada penutup tahun 2011, masyarakat Aceh dikejutkan dengan penembakan puluhan pekerja perusahaan galian kabel telekomunikasi di Bireuen dan Banda Aceh. Empat nyawa melayang malam itu.

Kekerasan kembali merebak. Tercatat, 10 nyawa terenggut sia-sia menjelang dalam serangkaian kekerasan bersenjata pada akhir 2011 dan awal 2012. Jauh sebelumnya, pada awal Desember 2011, penembakan brutal juga terjadi di Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, menewaskan tiga pekerja PT Setya Agung.

Tak diketahui secara pasti siapa pelaku teror bersenjata jelang pilkada. Pada awal Maret lalu, 10 Maret, polisi menangkap enam orang yang diduga pemilik lima unit bom pipa yang hendak diledakkan di kawasan Lhong, Aceh Besar.

Teror ini jelas menyebabkan rasa was-was masyarakat. Sehingga, tak berlebihan ketika Musyina berharap agar gubernur baru bisa memberikan kenyamanan dan kedamaian bagi masyarakat.

“Jangan ada lagi perang di Aceh. Kami sudah lelah,” kata warga Kecamatan Keumala, Pidie. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU