Tuesday, April 23, 2024
spot_img

Inilah Film yang Diputar di Festival Perubahan Iklim

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Goethe Institut Jakarta bekerja sama dengan Mapala Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Komunitas Tikar Pandan dan Walhi Aceh menyelenggarakan Festival Film Perubahan Iklim dan Diskusi selama dua hari (Senin dan Selasa, 4-5/7/2011) di Ruang Sidang Fakultas Hukum Unsyiah, Banda Aceh.

Panitia penyelenggara festival film itu berdasarkan paket berjudul “Klima.Kultur.Wandel” (Iklim.Budaya.Perubahan) memutarkan tujuh film pendek dan dua film panjang, yang kemudian ditutup dengan diskusi bersama aktivis Walhi Aceh, Muhammad Nizar, di hari terakhir.

Ketujuh film pendek yang diputar tersebut adalah Das Rad, Die Konsequens, Was Tust Du Eigentlich, Wenn der Eisberg kalbt, They Will Come To Town, Der Kreis dan Die Rechnung. Sementara dua film panjang di antaranya berjudul Age of Stupid dan Uber Wasser.

Berikut sekilas sinopsis kesembilan film yang diputar di Festival Film Perubahan Iklim yang diadakan di Fakultas Hukum Unsyiah selama dua hari:

Dad Rad (Roda) menceritakan dua batu tua bernama Hew dan Kew yang telah berusia berabad-abad. Keduanya menjadi saksi mata bagaimana roda ditemukan. Film Jerman ini hanya berdurasi 8:30 menit.

Die Konsequens (Konsekuensi) mempresentasikan ketidakselarasan antara apa yang diketahui dan tingkah laku hanya dalam waktu dua menit saja. Film Jerman Timur ini disutradarai Klaus Georgi.

Was Tust Du Eigentlich (Apa yang Sebenarnya Kau Lakukan) adalah film animasi berdurasi 2:45 menit yang disutradarai Katrin Rothe dengan menampilkan kumpulan pernyataan mengenai pertanyaan “apa yang kau lakukan terhadap perubahan iklim?”

Wenn der Eisberg kalbt (Kalau Gunung Es Mencair) menggambarkan seorang penemu di propinsi Hessen yang bernama Manfred Binder. Buat dia, kiamat yang disebabkan oleh perubahan iklim hanyalah masalah waktu saja. Film Jerman ini berdurasi 6 menit dan disutradarai Sylvie Hohlbaum.

They Will Come To Town mendeskripsikan pandangan satu kota besar di masa depan: jurang gedung-gedung raksasa, tak berpengaruh, runtuh ditutupi pepohonan. Film Jerman yang disutradarai Thilo Ewers ini berdurasi 1:20 menit.

Der Kreis (Lingkaran), film Jerman Timur berdurasi 3:25 menit. Sutradara Klaus Georgi menunjukkan sebuah perusahaan raksasa yang mengeluarkan asap hitam dari cerobong asapnya yang tak terhitung jumlahnya.

Die Rechnung (Kwitansi) menunjukkan tiga sahabat bertemu did satu kedai makan dan bercerita mengenai hidup mereka. Namun soal perlindungan terhadap lingkungan tidak relevan untuk dibahas oleh mereka. Tetapi begitu tiba waktu membayar, jelaslah siapa yang akhirnya harus menanggung. Film ini berdurasi 4:22 menit dan disutradarai Peter Wedel.

Age of Stupid, film Inggris berdurasi 92 menityang disutradarai Franny Armstrong ini menghubungkan tingkat bercerita fiksi dengan elemen-elemen dokumenter, dimana dia menjiplak arah dari bencana ekologis dari perspektif masa depan.

Dan terakhir, Uber Wasser (Tentang Air), sebuah film Austria yang menggambarkan sulitnya mendapatkan air bersih. Dalam tiga episode yang berdurasi 82 menit, Sutradara Udo Maurer memperlihatkan dalam filmnya bagaimana manusia berkonfrontasi dengan fenomena berbeda seperti musim kemarau, banjir dan pencemaran air munum. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU