Friday, March 29, 2024
spot_img

Ini Pengakuan Remaja yang Ditangkap Satpol PP

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Empat remaja yang ditangkap petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat kongkow di pinggir sungai Krueng Aceh, mengaku putus sekolah dan dan punya masalah dengan keluarga.

Seorang remaja putri berusia 16 tahun mengaku dirinya sudah tidak masuk sekolah sejak dua bulan lalu. Ia pernah sekolah di sebuah Sekolah Menengah Atas di Banda Aceh. Siswi yang pernah menjuarai lomla lari tingkat SMP di Meulaboh ini mengaku malu dengan teman-teman di sekolah.

“Aku malu sama teman-teman di sekolah. Malu karena tingkahku begini,” katanya kepada acehkita.com di Kantor Satpol PP Banda Aceh. Identitasnya disembunyikan mengingat usianya yang masih di bawah 18 tahun.

Ia mengaku bukan anak punk melainkan hanya gabung dengan mereka yang kongkow di bantaran sungai Krueng Aceh. Ia memilih kabur dari rumah disebabkan karena ada pertengkaran dengan orangtuanya.

Hal serupa dikatakan seorang remaja lain yang berusia 17 tahun. Ia mengaku memilih gabung dengan teman-teman yang lain juga karena masalah keluarga. Ia mempunyai hobi balapan liar dan pernah ikut lomba di Meulaboh.

Sebulan lalu, ia memilih bergabung dengan teman-temannya. Mereka acap nongkrong di jalur wisata yang dibangun Pemerintah Kota Banda Aceh di sepanjang bantaran sungai Kreung Aceh. Hobi balapan liarnya tak bisa diteruskan, sebab sepeda motor yang selama ini ditungganginya, ditahan Polisi.

“Tidak bawa surat, makanya ditahan. Ditahan satu bulan lalu. Dan semenjak itu, aku gabung sama mereka,” ujarnya.

Lain lagi dengan pengakuan remaja asal Langsa ini. Ia merupakan satu-satunya cowok yang ditangkap Satpol PP kemarin. Ia berencana menjadi montir di Banda Aceh. “Tapi belum dapat kerjaan,” kata dia.

Untuk membuang suntuk, ia pun bergabung dengan anak muda seusianya. “Saya bukan punk, hanya gabung-gabung saja,” kata pria berusia 17 tahun ini. “Saya gak tau apa salah saya ditangkap.”

Pemerintah Kota Banda Aceh memang lagi gencar-gencarnya merazia anak putus sekolah. Sejak awal tahun lalu, Pemerintah Kota Banda Aceh telah menangkapi puluhan anak punk. Puncaknya, ketika 60 lebih anak punk ditangkap dan “dibina” ala polisi di Sekolah Polisi Negara Seulawah, Aceh Besar.

“Kami sedang mencari solusi untuk menghilangkan punk di Aceh,” kata Sekretaris Daerah Banda Aceh Ramli Rasyid.

Makanya, ketika ada anak putus sekolah yang kongkow seperti kemarin, langsung ditangkap Satuan Polisi Pamong Praja, meski belakangan terbukti mereka bukan punk. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU