BANDA ACEH | ACEHKITA.COM– Seratusan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Aceh berunjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Jumat (14/6/2013). Kenaikan harga BBM yang direncanakan pada pertengahan Juni ini dinilai tidak berpihak kepada rakyat miskin.
Dalam aksi kali ini, massa tak hanya dari kalangan muda-mudi tapi juga terdiri atas sejumlah kaum ibu yang membawakan anak-anak mereka saat menggelar aksi. Mereka juga sempat meneriakkan yel-yel penolakan BBM saat melakukan konvoi.
Koordinator HTI Aceh, Ferdiansyah Sofyan, mengatakan, kebijakan penaikan harga BBM merupakan perbuatan yang zalim karena hal itu bisa menyengsarakan masyarakat miskin yang ada di Indonesia. Hasil Sensus Ekonomi Nasional 2010 menunjukkan bahwa penggunaan BBM 65 persen adalah rakyat kelas bawah dan miskin, 27 persen menengah, 6 persen menengah keatas dan hanya 2 persen orang kaya.
“Kenaikan BBM sesungguhnya tidak lain merupakan untuk menyukseskan liberalisasi sektor hilir (sektor niaga dan distribusi), setelah liberalisasi sektor hulu (eksplorasi dan ekspoitasi) sempurna dilakukan,” kata Ferdiansyah dalam orasinya.
Ia juga mengungkapkan bahwa alasan pemerintah menaikkan harga BBM menjadi Rp6.500 perliter akan menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp21 triliun.
“Kebijakan menaikkan harga BBM ini jelas sangat menyengsarakan masyarakat,” ungkapnya.[]