Thursday, April 25, 2024
spot_img

Harimau Sumatera ‘Siti Reuko’ Kembali ke Habitat Aslinya

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang diberi nama ‘Siti Mulye Putri Reuko’ dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya di kawasan hutan lindung di Kabupaten Gayo Lues. ‘Siti Reuko’ sapaan akrabnya, sebelumnya dievakuasi dari lokasi Areal Penggunaan Lain (APL) wilayah Desa Sangir, Kecamatan Dabun Gelang, Gayo Lues, yang berdekatan dengan kawasan hutan lindung, karena terkena jerat pada kaki kiri belakang.

Pelepasliaran harimau Siti Reuko tersebut dilakukan tim medis BKSDA Aceh bersama tim Balai KSDA Aceh Seksi Konservasi Wilayah 2 Resor Kutacane, BBTNGL Resor Sangir, SPTN Wilayah 3 Blangkejeren, BPTN 2 Kutacane, Bupati Gayo Lues, Wakapolres Gayo Lues, UPTD KPH Wilayah 5-DLHK Aceh, FKL, WCS-IP, Camat Dabun Gelang beserta masyarakat Desa Sangir pada Selasa (18/10/2022).

Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto menyampaikan, harimau sumatera tersebut dievakuasi 12 Agustus 2022 lalu karena terjerat pada kaki kiri belakang yang mengakibatkan sistem sirkulasi dan motorik saraf terganggu, sehingga tim dokter memutuskan untuk melakukan perawatan intensif di kantor SPTN 3 Blangkejeren BBTNGL.

Selama perawatan kurang lebih dua bulan, Siti Reuko menunjukkan progres kesehatan yang sangat baik. Setelah melalui proses observasi dan perawatan yang intensif, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan tim dokter hewan menyatakan harimau sumatera tersebut siap untuk dilepasliarkan kembali.

“Siti Reuko sapaan akrab harimau sumatera tersebut, dilepaskan kembali ke kawasan Hutan Lindung Sangir, kawasan tersebut merupakan habitatnya yang berada tidak jauh dari lokasi penemuan harimau sumatera tersebut terjerat,” ujar Agus kepada jurnalis, Selasa (18/10).

Ia menyebutkan, lokasi pelepasliaran itu merupakan usulan dari masyarakat Desa Sangir, yang meyakini harimau sumatera ‘Siti Reuko’ merupakan penghuni dari kawasan hutan lindung tersebut dan harus dikembalikan ke tempat asalnya.

“BKSDA Aceh menyambut baik usulan dari masyarakat Desa Sangir. Lokasi yang menjadi tempat pelepasliaran telah dilakukan kajian kelayakan dan operasi sapu jerat oleh tim BKSDA Aceh, BBTNGL, UPTD KPH 5, FKL, WCS-IP serta dibantu oleh masyarakat,” tuturnya.

Agus menambahkan, pihaknya memberilam apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dan masyarakat Desa Sangir yang telah mendukung upaya penyelamatan harimau sumatera ‘Siti Reuko’. Kesadaran dan rasa kepedulian terhadap satwa liar inilah yang patut menjadi teladan bagi masyarakat lain yang hidup berdampingan dengan satwa liar.

“Nama ‘Siti Reuko’ tersebut merupakan pemberian dari masyarakat Desa Sangir sebagai salah satu bentuk penghargaan dan komitmen mereka dalam menjaga kelestarian satwa liar khususnya harimau sumatera,” sebutnya.

Menurutnya, Siti Reuko terlihat sangat bersemangat dapat kembali ke tempat asalnya saat proses pelepasliaran. “Harapannya setelah pelepasliaran, harimau ini berkembang biak dan menambah populasi di alam. Pasca pelepasliaran Siti Reuko akan dilakukan pemantauan melalui camera trap untuk memonitor pergerakannya,” ujar Agus. []

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU