Wednesday, April 17, 2024
spot_img

Harga Daging Sapi Melonjak

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Larangan ekspor sapi yang dikeluarkan Australia ke Indonesia berimbas pada ketersediaan daging di Aceh yang makin berkurang. Akibatnya, harga daging sapi bergerak naik. Sementara daging sapi lokal belum mampu memenuhi permintaan warga.

Dok. ACEHKITA.COM
Pantauan di pasar daging Peunayong, Banda Aceh, persediaan daging sapi menipis, sejak Australia melarang ekspor sapi ke Indonesia. Larangan ini dikeluarkan karena Australia menilai Rumah Potong Hewan di Indonesia menyembelih sapi secara kejam.

Larangan ini menyebabkan para pedagang di Peunayong kesulitan memperoleh pasokan daging sapi. Apalagi daging sapi dari Australia digemari warga karena kualitas bagus dan harga murah.

“Kita masih bergantung dengan daging impor, karena kualitas dan harganya terjangkau,” kata Darman Bidin, penjual daging di Peunayong, Kamis (9/6).

Kini, Darman mengaku kesulitan memenuhi permintaan konsumennya. Daging sapi lokal juga tidak mampu mengatasi permintaan daging di Banda Aceh. “Stok sapi lokal terbatas,” kata dia. Imbasnya, “kami harus menjual dengan harga tinggi,” lanjut Darman.

Di Peunayong, harga daging sapi dijual pada kisaran Rp 85.000 hingga Rp 90.000 per kilogram. Sebelumnya harga tebus daging hanya Rp 70.000 hingga Rp 75.000 per kilogram.

Kesulitan mencari pasokan daging sapi juga diakui Amir. Mengantisipasi larangan impor daging sapi Australia, penjual daging di Peunayong ini harus memasok daging sapi dari Sibreh, Aceh Besar. Itupun dalam jumlah terbatas. “Sulit untuk bisa memenuhi permintaan konsumen,” ujar Amir.

Menurut Amir, biasanya di pasar daging Peunayong ada pasokan 10 ekor sapi impor per hari. Namun setelah larangan ini berlaku, pasokan sapi impor untuk para pedagang daging di Peunayong mulai berkurang.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Pasar Peunayong, Mukhtar Hasan mengakui sejak sepekan terakhir pihaknya mengalami kerugian untuk menutupi kebutuhan daging di pasar.

“Saya mengalami kerugian hingga Rp 1 juta setiap ekor sapi, untuk menutupi kebutuhan daging di sini. Harus diakui stok lokal belum memadai, tapi kita berusaha menutupinya dengan sapi lokal yang kita beli di daerah,” katanya.

Indonesia merupakan pasar sapi terbesar untuk Australia. Data dari Livestok Australia Ltd, hingga 30 Juni 2010, jumlah sapi yang diekpor ke Indonesia mencapai 873.573 ekor yang nilainya hampir mencapai US$ 750 ribu atau Rp 6,4 miliar.

Sapi-sapi tersebut dikirim ke pusat-pusat impor sapi di Jakarta, Medan, dan Bandar Lampung. Penghentian ini ternyata berdampak buruk terhadap pemintaan daging sapi di Aceh. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU