Harapan Pulih pada Cangkok Hati

SELANG infus terpasang pada kaki kanan bayi itu. Di hidungnya, terpasang selang oksigen untuk membantu pernafasan. Di atas ranjang itu, setengah tubuh bocah itu diselimuti kain motif batik. Ia menggeliat, sesekali tangisnya memekik.Daffa, nama bayi berusia sembilan bulan itu. Sepintas, ia terlibat seperti bayi normal lainnya. Hanya perutnya saja yang kelihatan membesar, seperti busung.

Buah hati semata wayang pasangan Hermanjal dan Rita Mailinar ini menderita Atresia Bilier. Ini penyakit langka. Penyakit ini diakibatkan saluran empedu tidak berkembang secara normal.

Rita sama sekali tak menyangka anaknya menderita penyakit langka itu. Hanya, saat lahir tubuh Daffa sudah menguning. Namun, Rita dan suaminya sama sekali tak menduga bahwa anaknya menderita Atresia Bilier. Penyakit itu baru diketahui menggerogoti bayi mungil itu sebulan lalu.

Menderita Atresia Bilier, Daffa harus menjalani cangkok hati. Karenanya, sejak beberapa hari lalu Daffa dirawat intensif di Ruang Seurune I rumah sakit plat merah itu.

“Sebelumnya kami tidak terbayang anak kami harus menjalani cangkok hati,” ujar Rita Mailinar saat ditemui di rumah sakit, Sabtu (26/4/2014).

Sebenarnya sejak usia dua bulan Daffa sudah menjalani perawatan. Namun, karena keluarga tidak mengetahui penyakit yang diderita, Daffa hanya dirawat di rumah sakit di Aceh Selatan. Baru sejak dua pekan lalu, bayi asal Meukek itu dirujuk ke Banda Aceh, karena dokter di sana tak sanggup menangani penyakit langka ini.

Upaya mencangkok hati butuh biaya besar. Rita dan suaminya hanya bisa pasrah. “Saya tak punya uang,” sebut Rita.

Apalagi, cangkok hati ini tak bisa ditangani oleh dokter di Zainoel Abidin. Dokter bakal merujuk Daffa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Dokter bilang, cangkok hati penuh risiko, karena peluang sembuh sangat kecil.

Muntadhar, dokter spesialis bedah anak, menyebutkan, bayi yang mengalami Atresia Bilier dilahirkan dengan kondisi tubuh berwarna kuning, serta mata dan air seni juga berwarna kuning. Bayi yang mengalami penyakit terbilang langka ini, harus sudah mendapat penanganan medis sejak usia dua bulan.

Akibat penanganan yang terlambat ini, kondisi Daffa semakin memprihatinkan. Kondisi tubuh anak malang ini semakin kurus dan bagian perut Daffa semakin membesar akibat tak adanya cairan empedu yang disalurkan ke kantung empedu.

“Cangkok hati merupakan jalan terbaik untuk menyembuhkan Daffa,” sebut Muntadhar.

Untuk menangani Daffa, pihak RSUZA Banda Aceh akan berupaya bekerjasama dengan RSCM Jakarta. Saat ini, Daffa masih menjalani perawatan di RSUZA. “Kita berupaya kerjasama dengan RSCM. Ini lagi kita pikirkan apakah Daffa dibawa ke RSCM atau tim dokter di sana didatangkan kemari. Nanti diputuskan dalam rapat direksi,” jelas Munthadar.

Rita dan suaminya tak mampu mengobati anak semata wayangnya. Ia sangat berharap ada dermawan yang mau membantu biaya pengobatan buah hatinya tersebut.

“Kami berharap anak kami pulih,” harap Rita. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.