MERCUSUAR William’s Toren tak segagah dulu. Komplek yang dibangun Belanda pada 1875 silam kini ditutupi belukar. Sisa-sisa keganasan zaman penjajahan itu pun, kini mulai dijarah. Padahal, mercusuar yang dilengkapi dengan pelabuhan tersebut hanya ada tiga di muka bumi. Satu di Meulingge (Pulo Aceh, Aceh Besar), di negerinya sendiri, Belanda, dan di Kepulauan Karibia, yang kelak dijadikan tempat shooting film Pirates of The Caribbean.
Konflik antara Gerakan Aceh Merdeka dengan Pemerintah Indonesia sekitar 2000 lalu, ikut berimbas ke Mercusuar William’s Torren. Seorang petugas navigasi, yang bertugas sebagai penjaga lampu suar di Pulo Bunta hilang tanpa jejak. Ia diculik orang tak dikenal. Karenanya, mercusuar di Meulingge pun, tidak lagi dijaga. Sejak saat itu, perlengkapan menghidupkan lampu mulai hilang. Tak jelas siapa yang mencuri. Hingga Maret 2007, lampu mercusuar kembali dihidupkan.
Namun, alangkah prihatin ketika melihat tempat yang seharusnya dijaga itu, kini hampir hilang ditelan belukar. Minggu (17/6) lalu, ketika reporter acehkita.com mengunjungi mercusuar dan Pelabuhan William’s Torren, beberapa warga desa seberang terlihat sedang mencoba mengangkut satu unit meriam kuno peninggalan masa penjajahan. Konon, kata warga sekitar, ada dua meriam berbahan kuningan yang ditambatkan Belanda di sekitar pelabuhan. Namun, satunya telah duluan dicuri, dibawa entah ke mana. []