Saturday, April 20, 2024
spot_img

Film ‘Survivor’ Tsunami Aceh Diputar di Peringatan 25 Tahun Gempa Kobe, Jepang

Film dokumenter karya dua pemuda Aceh diputar pada ajang International Forum on Telling Live Lessons from Disasters 2020, bertepatan peringatan 25 tahun Gempa Kobe Hanshin-Awaji di Jepang. Film yang berkisah tentang mereka yang bangkit usai Tsunami Aceh merupakan garapan Shiti Maghfira bersama Ahmad Ariska.

Film berjudul “Survivor” itu terpinspirasi dari kisah Bundiyah (60 tahun) salah seorang korban tsunami Aceh, yang hidup sampai kini, bekerja sebagai pemandu wisata di salah satu situs tsunami, Kapal di Atas Rumah yang terletak di kawasan Lampulo, Banda Aceh.

Film tentang penyintas tsunami Aceh tersebut menjadi salah satu cerita tsunami terpilih dari 30 peserta berbagai negara untuk diputar sebagai salah satu karya pengingat kejadian di Kobe pada pada 17 januari 1995 silam.

Ariska mengatakan, forum yang diibuka pada Jumat (24/1/2020) dan berakhir Senin (27/1/2020), itu dihadiri oleh perwakilan beberapa negara yang pernah mengalami bencana.

Saat pembukaan, sebanyak 5 orang perwakilan negara didapuk sebagai panelis, tampil menceritakan tentang cara masing-masing daerahnya dalam menangggulangi risiko bencana, terutama pada anak anak, remaja, dan kaum muda. Salah satunya adalah Shiti Maghfira. Dia diberi kesempatan untuk mempresentasikan bagaimana cara mengedukasi anak-anak tentang bencana. Terutama terkait bencana gempa dan tsunami yang pernah melanda Aceh, 15 tahun silam.

“Anak-anak penting diberikan edukasi tentang bencana karena mereka merupakan generasi untuk masa yang akan datang,” kata gadis yang akrab disapa Fira Al Haura itu.

Menurutnya, mengedukasi anak-anak sulit dilakukan jika hanya menjelaskan seperti di ruang kelas, anak-anak cenderung lebih suka dengan sesuatu hal dimana mereka bisa berekspresi. “Salah satunya seperti drama, buku cerita bergambar, nyanyian, dan film,” ujar Fira.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto, mengapresiasi diputarnya karya salah seorang stafnya itu, yakni Ahmad Ariska saat ini bekerja sebagai kameramen di Biro Humas dan Protokol Setda Aceh

“Tentu menjadi kebanggaan bagi kita jika memang ada karya anak Aceh yang diapresiasi dunia internasional. Alhamdulillah karya itu yang mengerjakan adalah staf di tempat kita. Kami memberikan ruang penuh bagi seluruh staf untuk berkarya, mengabarkan serta mempromosikan segala hal tentang Aceh kepada khalayak,” tutur Wanto.[RIL]

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU