BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Aceh dan Panitia Pelaksana Peringatan Lima Tahun Tsunami Umat Budha mengakhiri polemik seputar kasus pelarangan barongsai pada doa bersama yang dilakukan umat Budha Ahad lalu. “Perdamaian” itu dituangkan Yuswar, ketua panitia pelaksana, dan Erlina, sekretaris panitia, dalam selembar surat pernyataan yang bermaterai enam ribu Rupiah.
“Pihak panitia pelaksana di hadapan kepala Kanwil Depag Aceh mengakui tidak pernah menyampaikan statement seperti yang dimuat di sejumlah media,” kata Kepala Sub Bagian Hukum, Humas, dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Depag Aceh, Juniazi, dalam pernyataan tertulis yang dikirim ke media massa, Selasa (22/12).
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Lima Tahun Tsunami, Yuswar, kepada media menyatakan kekecewaan para etnis Tionghoa kepada Departemen Agama yang melarang pagelaran barongsai. Yuswar menyebutkan, atraksi barongsai itu akan digelar untuk memperingati lima tahun tsunami di Banda Aceh.
“Secara lisan dan tertulis, Panitia Pelaksana meminta maaf atas polemik dan ketidaknyamanan terhadap pemberitaan itu,” lanjut Juniazi.
Dalam pernyataan bermaterai itu, Yuswar dan Erlina menganulir pernyataan mereka sebelumnya, yang menyebutkan bahwa mereka kecewa terhadap Depag Aceh yang melarang atraksi barongsai.
“Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Kepala Kanwil Depag Aceh atas pernyataan kami di media massa yang telah menimbulkan polemik dan ketidaknyamanan ini,” demikian isi surat pernyataan yang ditandatangani oleh Yuswar dan Erlina. []