LHOKSEUMAWE | ACEHKITA.COM — Dinas Perhubungan, Kebudayaan, dan Pariwisata Lhokseumawe mencatat ada enam terminal liar yang sering digunakan angkutan umum untuk menaik-turunkan penumpang. Akibatnya, di kawasan terminal liar tersebut sering menimbulkan kemacetan.
Enam lokasi yang sering dijadikan terminal liar pihak angkutan umum jenis L-300, labi-labi, bus berbadan sedang tersebut, yakni Simpang Selat Malaka, Simpang Kuta Blang, Simpang Palapa Kota Lhokseumawe, kawasan Mon Geudong, Pasar Batuphat dan kawasan Simpang Lantas Cunda.
Kepala Dinas Perhubungan Lhokseumawe Ishaq Rizal menyebutkan, untuk menertibkan terminal liar tersebut dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil seluruh pengusaha angkutan umum di Kota Lhokseumawe untuk mensosialisasikan larangan mangkal di terminal liar.
“Sedangkan mulai Februari ini, akan kita siagakan petugas di enam lokasi tersebut untuk menjaga agar tidak ada lagi angkutan umum yang ambil penumpang di kawasan-kawasan terlarang,” ulas Ishaq Rizal kepada acehkita.com, Selasa (15/1/2013). []
* Novita Maulida, mahasiswi Basri Daham Institute of Journalism di Lhokseumawe. Basri Daham Institute merupakan lembaga pendidikan jurnalistik yang diinisiasi oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe sejak pertengahan 2012. Novita Maulida adalah angkatan pertama yang magang di acehkita.com.