BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Komunitas Darah untuk Aceh saat ini menangani 150 anak-anak penderita talasemia di seluruh Aceh. Saban bulan, mereka memperoleh sedikitnya 500 kantong darah untuk transfusi kepada para penderita. Namun, mereka masih kekurangan stok darah tersebut.
Hal itu dikemukakan Founder Darah untuk Aceh Nurjannah Husein pada gathering pendonor dengan para penderita talasemia di pantai Ujong Kareung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Ahad (17/3/2013).
Menurut perempuan yang akrab disapa Nunu itu setiap bulan para penderita talasemia yang ditangani Darah untuk Aceh membutuhkan sedikitnya 500 kantong darah.
“Namun saat ini baru bisa terpenuhi sekitar 300 hingga 400 kantong darah saja,” kata Nunu.
Untuk itu, masih banyak dibutuhkan pendonor darah untuk membantu para penderita talasemia tersebut. “Masih banyak butuh para pendonor untuk memenuhi kebutuhan darah tersebut,” ujarnya.
Saat ini, komunitas Darah untuk Aceh menangani 150 penderita talasemia, dengan rincian: penderita golongan darah A berjumlah 28 orang, golongan darah B (43 orang), golongan darah O (70 orang), dan penderita golongan darah AB berjumlah 9 orang.
Untuk memenuhi kebutuhan darah bagi penderita talasemia itu, Darah untuk Aceh telah memiliki pendonor tetap berjumlah 500 orang.
Menurut Nunu, jumlah pendonor ini masih terbilang belum mencukupi. Karenanya, Darah untuk Aceh mengkampanyekan agar seorang penderita talasemia harus memiliki 10 pendonor tetap.
“Artinya setiap satu penderita akan mendapat 10 kakak asuh atau pendonor. Sehingga setiap bulannya, penderita talasemia mempunyai stok darah,” tandas Nunu.
Nurjannah Hussein menginisiasi terbentuknya Darah untuk Aceh pada 24 April 2012. Komunitas ini pada awalnya merupakan kumpulan relawan pecinta lingkungan yang menaruh perhatian pada kegiatan sosial donor darah. Belakangan, mereka memfokuskan diri untuk mengadvokasi para penderita talasemia –sebuah penyakit keturunan yang memiliki kelaian darah karena kurangnya produksi hemoglobin. Mereka membutuhkan transfusi darah secara rutin. []