BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Warga Desa Meulingge, Kemukiman Pulo Breuh Utara, Pulo Aceh, mengeluhkan kondisi dermaga desa mereka, yang sudah tiga tahun terbengkalai. Tidak jelas kapan pembangunan dermaga tersebut akan dilanjutkan. Iskandar, Kepala Bappeda Provinsi Aceh, menyebutkan, dirinya akan berusaha untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Aceh Besar ini, untuk dia teruskan ke DPR Aceh.
“Akan saya sampaikan, tapi saya tidak bisa janjikan untuk tahun ini bisa disalurkan,” kata Iskandar, saat menerima kunjungan Warga Meulingge, di kantornya, Selasa (24/01). Ia mengatakan, untuk anggaran tahun 2012, telah dibahas tahun lalu. “Mungkin ini akan kita bahas, dan kita masukkan ke anggaran tahun depan. Tapi aspirasi bapak-bapak akan saya teruskan.”
Dermaga desa paling ujung Kabupaten Aceh Besar ini, dibangun tahun 2007 lalu. Entah kenapa, tempat “parkir” boat nelayan ini dibangun ditengah laut. “Saya juga heran, setelah dibangun ditengah laut, pekerjaan itu tak dilanjutkan,” kata M. Yacob Zainun, menjawab acehkita.com, di Kantor Bappeda Aceh, pagi tadi.Â
Akibatnya, setiap gelombang pasang dan datangnya angin barat, warga harus bergotong royong, untuk membangun jembatan, penghubung ke dermaga itu. “Hampir setiap Jumat, kami mencari kayu, untuk menumpang jembatan itu, jangan sampai roboh,” kata Yacob.
Yacob menceritakan, kondisi jembatan sebelum tsunami 2004 lalu, lebih bagus daripada sekarang. Sayang, jembatan lama tersebut, patah dihempas gelombang raya. Tiga tahun berselang, mulai dibangun jembatan baru. Parahnya, jembatan tersebut dibangun terlalu jauh dari pantai, dan sampai kini belum jelas kapan akan dilanjutkan.
“Padahal dermaga tersebut sangat penting bagi kami yang hidup di pulau. Karena melalui dermaga itu kami warga Meulingge membawa hasil kebun ke Banda Aceh,” ujar Yacob. []