Saturday, April 20, 2024
spot_img

Derita Perempuan Penjual Serabi

PADA pagi yang cerah, Ria duduk lesu menatap dua buah hatinya yang tertidur pulas di ayunan, dalam kamar berukuran 3 x 4 meter itu. Peluh mengucur deras di kening perempuan beranak empat. Dia termangu di sisi ranjang, seperti tentara baru saja kalah perang.

Memang pagi itu, perang hebat baru saja terjadi di rumah perempuan 31 tahun itu. Usai melahap santapan pagi, suaminya Radi, (34 tahun), sebut saja begitu, mengambil paksa telepon pintarnya. “Bawa sini itu BB (BlackBerry –red.), jangan kau pakai untuk selingkuh,” sebut Ria menirukan ucapan suaminya. Radi mengambil BB istrinya itu sambil menjambak-jambak rambut Ria.

Paksaan semacam itu bukan yang pertama kali dialami Ria. Selama 12 tahun dinikahi Radi, tak pelak dia mendapat kekerasan dari suaminya. Tak hanya itu, Radi sempat menelantarkannya tanpa kabar berita, juga tanpa memberinya nafkah lahir batin.

Ria bekisah, awal menikah, hanya sebulan saja dia menikmati manisnya cinta. Setelah itu, suami yang baru mempersuntingnya pergi entah ke mana. Selama berbulan-bulan, dia pergi meninggalkan Ria dalam keadaan hamil tua. Bahkan saat melahirkan putra pertamanya, Radi tak tampak batang hidungnya.

“Bang Radi kembali ke rumah pada saat anak saya yang pertama sudah berumur 9 bulan, Dia pulang ke rumah orang tua saya tanpa merasa bersalah dan bersikap acuh tak acuh kepada orang tua dan kakak saya yang masih tinggal serumah dengan orang tua saya, ” ujarnya.

Sekembalinya Radi ke rumah orang tuanya itu, mulailah kekerasan fisik dialami Ria. Radi memperlakukan istrinya bak binatang. Mulai dari memukul, menendang, menampar sampai menginjak-injak Ria.

“Bang Radi pernah dipenjara, saat itu dia minta ampun kepada saya dan berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatannya. Saya sedih karena di penjara suami saya disiksa, kuku kakinya dicabut dan dia dipukul, saya merasa bersalah dan akhirnya bang Radi dilepas” sebut Ria.

Selain upaya hukum formal, penyelesaian perkara kekerasan terhadap Ria, juga pernah coba diselesaikan aparatur gampong tempat mereka menetap. Sudah sering sekali Radi, Ria dan kedua keluarga besar mereka dipanggil ke meunasah. Hasilnya, tetap saja Radi mengulang perbuatannya.

“Kalau ada permasalahan dalam rumah tangga mereka biar keluarga besar mereka saja yang menyelesaikannya, kami tidak sanggup lagi menanganinya, kami sudah jera,’’ ujar Pak Man, Tuha Peut Gampong itu.

Untuk kasus Ria dan Radi, Tuha Peut Gampong mengaku kualahan. Permasalahan kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Ria, sudah berulang kali terjadi. Ria masih tetap mempertahankan rumah tangganya demi anak-anaknya. Dia juga khawatir dengan status janda yang disandangnya kelak, jika dia bercerai dari suaminya.

Padahal secara ekonomi Ria bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Karena selama tiga bulan terakhir suaminya memang tidak memberinya nafkah. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan empat orang buah hatinya, Ria menjual kue serabi.

“Bang Radi sudah 3 bulan tidak memberikan nafkah kepada saya karena sudah 3 bulan ini bang Radi tidak bekerja lagi, kontraknya dengan sebuah perusahaan selesai Februari lalu,” ujar Ria.

Ria hanya satu dari ratusan perempuan di Aceh yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Beberapa waktu lalu, organisasi perempuan yang tergabung dalam gerakan perempuan Aceh merilis sebuah laporan tahunan, bahwa angka kekerasan dalam rumah tangga di Aceh semakin lama semakin meningkat.

Pada tahun 2011- 2012, ada 397 orang perempuan dan anak mengalami kekerasan di dalam rumah tangga. Kasus kekerasan dalam rumah tangga yang ditangani secara khusus oleh lembaga pendampingan korban KDRT di Banda Aceh sejak tahun 2012 ada 43 kasus.

Para aktivis perempuan yang tergabung dalam Jaringan pemantau 231 di Aceh menyebutkan bahwa dalam tahun 2011-2012, ada 24 orang anak diperkosa oleh ayah kandung, ayah tiri, abang kandung, kakak, atau paman.

“Kekerasan dalam rumah tangga dialami oleh perempuan di Aceh tidak mengenal status sosial, korban KDRT mulai dari ibu rumah tangga, buruh cuci, petani, tukang masak, pembantu rumah tangga, penjual kue, guru dan pegawai Negeri” ujar Mariaty, Sekretaris eksekutif Kelompok kerja transformasi gender Aceh (KKTGA).

Mariaty menyatakan, masih banyak kasus KDRT yang tidak dilaporkan kepada lembaga pendamping. Kebanyakan dari korban KDRT merasa malu kalau kasusnya dilaporkan kepada lembaga pendamping dan kepolisian.

“Korban hanya ingin menyimpan kasusnya. Takut kalau kasusnya diketahui oleh orang lain dan ujung-ujungnya dia juga yang disalahkan,” ujarnya.

Kata Mariaty, sebenarnya tingkat kekerasan dalam rumah tangga dapat dikurangi dengan melakukan pola asuh yang baik dalam rumah tangga. Semua calon pengantin juga harus mengikuti bimbingan pernikahan sebelum menikah.

“Sehingga calon suami dan istri mendapatkan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai suami dan istri, dan harus menghormati satu sama lain. Suami harus menjadi pelindung bagi istrinya” ujar Mariaty.

Penyelesaian kasus kekerasan dalam rumah tangga, sebenarnya tidak saja dapat ditempuh lewat jalur hukum formal. Dalam Qanun Aceh No. 9 tahun 2008 tentang pembinaan adat istiadat Adat, disebutkan, ada 18 perkara yang dapat diselesaikan oleh Aparatur Gampong atau Mukim salah satunya adalah perselisihan dalam rumah tangga.

Dalam Qanun itu juga disebutkan, masyarakat mempunyai peran yang cukup penting dalam penanganan kasus KDRT yaitu mencegah berlangsungnya tindak pidana, memberikan perlindungan kepada korban, memberikan pertolongan menutup perbincangan. Mungkin sebagai suami, Radi tau benar apa fungsi dan tanggungjawabnya. Tapi sikapnya yang memperlakukan Ria dengan hina, sepertinya sudah menjadi tabiat. Ria pun masih memilih tetap mempertahankan statusnya sebagai istri Radi, meski dia tahu, hidupnya tak akan pernah semanis serabi yang dijualnya. []

IRMA SARI, mahasiswa Angkatan IX sekolah Muharram Journalism College AJI Banda Aceh.

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU