BANDA ACEH | ACEHKITA.COM— Demo tolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan oleh belasan mahasiswa yang menamakan diri Mahasiswa Unsyiah Peduli Rakyat di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) berakhir ricuh.
Pantauan acehkita.com, demo yang berlangsung tanpa izin itu sempat memacetkan arus lalu lintas karena mahasiswa memblokade jalan dan membakar ban bekas dan foto Presiden SBY. Demo itu tidak mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Selain membakar ban bekas, mahasiswa juga sempat menggoyang-goyangkan pintu gerbang kantor DPRA.
Tak hanya itu, mahasiswa juga sempat menerobos masuk ke halaman gedung dengan memanjat pagar. Namun, karena tidak ada anggota dewan yang menemui mereka, aksi kemudian kembali dilanjutkan di jalan depan gedung DPRA.
Setelah sekitar 30 menit menggelar aksi, puluhan personel polisi berpakaian lengkap dan tidak berseragam kemudian datang ke lokasi dan langsung membubarkan massa. Sempat terjadi tarik menarik antara mahasiswa dan polisi. Empat mahasiswa ditangkap aparat kepolisian.
Salah seorang peserta aksi, T Reza Maulana, mengatakan, demo itu dilakukan untuk menolak kenaikan BBM karena dianggap bisa menambah penderitaan rakyat dengan kebijakan menaikkan harga BBM.
“Menurut kami, kebijakan menaikkan harga BBM tiu tidak perlu, karena kebijakan tersebut bukanlah suatu kebutuhan yang sangat mendesak saat ini,” kata Reza, Senin (17/6/2013).
Reza menambahkan, masih banyak alternatif lain yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah selain menaikkan harga BBM. “Salah satu alternatifnya adalah dengan menaikkan tarif bea dan cukai dan menghemat belanja negara yang tidak penting,” ungkapnya.
Menurut mereka, kenaikan BBM yang direncakan pada pertengahan bulan ini hanya sebagai komoditi politik partai penguasa untuk pemilu 2014. Hal itu dilakukan dengan menawarkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
“Ini adalah tindakan pemerintah yang sangat kejam dan membodohi rakyatnya sendiri,” jelasnya.[]