BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar meminta perbankan daerah (BPD) agar berani memperbesar pemberian kredit di sektor produktif untuk meningkatkan ekonomi rakyat.
“BPD harus mengubah kultur,” katanya saat membuka rapat koordinasi Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) se-Indonesia dan penarikan undian tabungan Simpeda, di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Senin (19/10).
Selama ini, kata Nazar, perbankan, khususnya BPD Aceh yang kini sudah jadi Bank Aceh, lebih banyak mengucurkan kredit ke sektor konsumtif dengan sistem anggunan, misalnya untuk Pegawai Negeri Sipil, yang penggunaannya hanya untuk membeli barang-barang tertentu bersifat konsumsi.
Sedangkan di sektor produktif, seperti untuk usaha kecil atau usaha rakyat lainnya, sangat minim.
Memperbesar kredit di sektor produktif, tambah Nazar, lebih menuntungkan, karena, uang yang diberikan bank, bisa diputar kembali melalui usaha mereka.
Hal ini sekaligus bisa meningkatkan perekonomian rakyat, dan menguntungkan kedua pihak (debitur dan kreditur). “Jadi jangan takut memberikan kredit,” ujar Nazar.
Acara rapat kordinasi Asbanda yang dibuka Nazar, diikuti 26 direksi BPD dari seluruh Indonesia. Rapat itu juga diisi dengan penarikan undian Simpeda periode pertama di usianya yang ke 20 tahun ini. Besarnya hadiah undian acara bertajuk Panen Rezeki BPD ini totalnya Rp 3 milyar.
Ketua Umum Asbanda, Winny Erwinda, mengatakan, jumlah tabungan Simpeda di BPD seluruh Indonesia hingga posisi Juni 2009 mencapai 16,19 trilyun atau naik sebesar 12 persen dibanding Juli tahun sebelumnya.
Lima besar BPD pemilik tabungan Simpeda terbanyak yakni, Bank Jatim (2,80 trilyun), disusul Bank Aceh (1,67 trilyun), Bank Jabar Banten (1,23 trilyun), Bank DKI (1,21 trilyun) dan Bank Jateng (1,02 trilyun).
Winny yang juga Direktur Bank DKI menambahkan, jumlah nasabah BPD seluruh Indonesia hingga Juni lalu mencapai 4 juta lebih. []