Thursday, April 25, 2024
spot_img

BI Luncurkan Buku “Menghadapi Gelombang Pasang di Serambi”

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Bank Indonesia (BI) menerbitkan dan meluncurkan buku “Menghadapi Gelombang Pasang di Serambi” kontribusi bersama untuk Aceh setelah Tsunami 2004. Peluncuran buku 365 halaman itu digelar di Banda Aceh, Kamis (9/8).

Kepala Kantor Perwakilan BI Aceh, Zainal Arifin Lubis, dalam sambutannya menyebutkan buku “Menghadapi Gelombang Pasang di Serambi” sebagai bentuk mereview gempa bumi dahsyat disusul oleh tsunami yang meluluhlantakkan sebagian daratan Aceh pada pagi hari 26 Desember 2004 lalu.

“Buku ini mengupas terkait tsunami Aceh 2004 lalu. Bagaimana masyarakat Aceh menghadapinya dan bagaimana masyarakat bisa cepat bangkit dari keterpurukan bencana,” sebutnya.

Kerusakan yang timbul akibat tsunami tersebut, sebutnya, menyebabkan kegiatan ekonomi di Aceh terhenti. Namun sekarang setelah belasan tahun peristiwa tsunami berlalu, perekonomiaannya di Aceh telah tumbuh dan berkembang seperti sedia kala.

“Buku ini sebagai bentuk satu persembahan untuk Aceh. Termasuk Bank Indonesia sangat peduli melakukan upaya kemanusiaan membangun kembali roda perekonomian Aceh yang hancur,” ujarnya.

Disebutkannya, Aceh punya kontribusi utama untuk tegaknya Indonesianya ini. Dan hingga saat ini Aceh tetap komit untuk mendukung Republik Indonesia, tapi Aceh juga butuh dukungan untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan ke depan.

Sementara itu, Direktur BI Institute Dr Arlyana Abubakar sebagai keynote speech menyebutkan, tsunami 2004 lalu begitu dahsyat bukan hanya meluluhlantakkan Aceh, bahkan melanda sebagian negara Asia dan Afrika.

“Dan sejak itu tsunami dikenal sebagai bencana alam paling menakutkan di muka bumi ini. Dan tsunami 2004 lalu dicatat sebagai bencana alam terbesar abad ini dengan kerugian yang sangat besar,” sebutnya.

Ia menambahkan, bencana tsunami tidak mematahkan mental dan daya juang masyarakat Aceh untuk bangkit dari keterpurukan. Bahkan masyarakat Aceh mampu bangkit secara cepat.

Selain etos budaya masyarakat Aceh yang sangat kuat, sebutnya, peran komunal para tokoh dan sinergi bersama penanganan bencana dapat dijadikan pembelajaran sehingga proses bangkit dari musibah bisa berlangsung cepat.

Bank Indonesia sendiri, sebutnya, usai peristiwa tsunami melumpukan kegiatan perekonomian secara langsung menyusun dan menerbitkan peraturan perlakuan khusus yang memberikan kemudahan bagi bank terkait penyelesaian kredit pasca bencana guna mempercepat proses pemulihan Aceh dan Nias.

“BI selaku bank sentral juga menggalang perbankan nasional untuk mengumpulkan dana sebagai wujud tanggung jawab sosialnya,” ujarnya. Bahkan, di internal karyawan BI dilakukan pemotongan gaji sebesar 10-15 persen selama 6 bulan.

“Buku ini tentang fenomena tsunami, dari berbagai sumber utama. Membahas karakteristik dan budaya orang Aceh, peristiwa, dampak dan langkah pemulihan Aceh, juga peran penting bank sentral di Aceh serta gagasan menuju Aceh baru,” pungkasnya.[]

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU