JAKARTA | ACEHKITA.COM — Membangun konteks kita (kebersamaan) dalam sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidaklah mudah. Beberapa cara dikemukakan Ichsan Malik, doktor psikologi Universitas Indonesia, dalam sebuah dialog nasional yang bertajuk “Membingkai Kekitaan di Ufuk Timur”, di Kampus Bina Nusantara, Selasa, 17 Juli 2012.
Ichsan, yang berbicara sebagai pengkaji buku tentang pemikiran Viktor Kaisiepo Msn, Satu Perspektif untuk Papua, mengatakan, butuh upaya untuk saling memberikan harapan dalam menyatukan pandangan.
“Kemudian ada collective identity atau identitas bersama,” katanya.
Indonesia, kata Ichsan, masih berada dalam kekitaan yang palsu. Di mana, masih ada yang beranggapan antara kami dan kalian. “Seperti contohnya Papua. Masih ada anggapan, kami Papua, kalian Indonesia,” tambahnya lagi.
Seharusnya, kekitaan yang sejati adalah, ketika sejarah telah lurus dan membangun masa depan bersama. “Ada empati, sehingga terbangun kata kita, bukan kami dan kalian.”
Ichsan Malik adalah salah satu juru damai yang ikut berperan aktif mendamaikan konflik di Maluku dan Poso. Pada Selasa sore kemarin, ia menjadi pembicara dalam bedah buku tentang sosok Viktor dan pemikirannya.
Viktor, merupakan pemikir papua. Baginya, kemerdekaan bangsa Papua merupakan sebuah tujuan. Bagi Viktor, Indonesia adalah kesatuan dalam keragaman yang tidak boleh dipaksakan. []