BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kepala Badan Pendidikan Pembinaan Dayah Rusmiadi menyatakan menolak pengangkatan MU alias HBU sebagai kepala bidang Pembinaan Sumber Daya Manusia di badan yang dipimpinnya. Penolakan ini disebabkan yang bersangkutan diduga pernah terlibat tindakan asusila (mesum).
“Kita tidak menerima beliau (ditempatkan di Badan Dayah –red.),” kata Rusmiadi kepada wartawan di kantornya, Banda Aceh, Jumat (8/2/2013) siang.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan tim Badan Dayah, kata Rusmiadi, MU merupakan HBU yang pernah tersandung kasus khalwat.
Informasi yang acehkita.com peroleh, HBU pernah ditangkap petugas Wilayatul Hisbah di sebuah salon di kawasan Peunayong pada 5 November 2012 bersama teman wanitanya tanpa busana. Ia dinilai melanggar Qanun No 14/2003 tentang Khalwat (Mesum).
Karenanya, Rusmiadi mengaku kaget begitu memperoleh informasi bahwa MU alias HBU diangkat sebagai Kabid Pembinaan SDM di Badan Dayah. Padahal, ia tidak merasa pernah mengusulkan MU untuk mengisi posisi yang sudah tiga bulan terakhir lowong tersebut.
“Kami tidak pernah mengusulkan nama beliau. Ini nyelonong sendiri,” ujarnya. “Tim Baperjakat pun tidak pernah mengonfirmasi ke kami.”
Untuk itu, Rusmiadi mengaku sudah meminta Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan untuk mengurungkan penempatan MU alias HBU di Badan Dayah.
“Beliau tidak cocok di Badan Dayah. Sebab di sini kan yang kita urus adalah dayah (pesanteren) dan teungku-teungku,” sebut Rusmiadi. “Di sini seharusnya ditempatkan orang yang punya moral tinggi.”
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengangkat 422 pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemerintah Provinsi Aceh. Di urutan nomor 124 tertera nama MU yang ditempatkan sebagai Kabid Pembinaan SDM. Ia merupakan pejabat eselon IIIa.
Pascapengangkatan itu, MU melapor ke Kepala Badan Dayah pada Rabu (6/2/2013). Ia pun masuk kantor seperti pegawai lainnya pada Kamis dan mengikuti pengajian rutin di lembaga tersebut. []